“Namun tidak seperti pada Perang Dunia II, pemboman yang meluas tidak diperkirakan terjadi, melainkan kemungkinan besar akan terjadi serangan terhadap sasaran tertentu seperti gedung pemerintah dan infrastruktur penting lainnya,” kata pakar tersebut.
Selain itu, ketepatan senjata modern begitu hebatnya sehingga serangan langsung dapat menghancurkan segala jenis tempat berlindung. Majalah tersebut mencatat bagaimana selama Perang Dingin, Jerman Barat memiliki sekitar 2.000 bunker, 579 di antaranya masih dapat digunakan untuk pertahanan sipil, dan dapat menampung sekitar 470.000 orang. Namun, untuk melindungi 85 juta penduduk Jerman, 210.100 bunker yang lebih besar harus dibangun, dengan biaya sebesar 140,2 miliar euro.
Solusi jangka panjang adalah dengan mendirikan rumah penampungan yang memiliki pintu masuk, ruangan, ventilasi, dan fasilitas perbekalan sendiri, meskipun dibutuhkan waktu beberapa dekade untuk membangun rumah dalam jumlah yang cukup secara nasional.
Dikutip lembaga penyiaran milik negara Deutsche Welle, André Berghegger, Ketua Asosiasi Kota dan Kota di negara tersebut mengatakan pada Maret lalu bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengoperasikan kembali bunker yang sudah dinonaktifkan.
Dia mengatakan bahwa setidaknya 1 miliar euro harus berasal dari anggaran federal setiap tahun selama dekade berikutnya untuk perlindungan sipil guna melindungi penduduk dari bahaya terkait perang.
(Susi Susanti)