Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

G7 Setujui Pinjaman Rp814 Triliun untuk Ukraina dari Aset Rusia yang Dibekukan

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 14 Juni 2024 |05:10 WIB
G7 Setujui Pinjaman Rp814 Triliun untuk Ukraina dari Aset Rusia yang Dibekukan
G7 setujui pinjaman Rp814 trliun untuk Ukraina dari aset Rusia yang dibekukan (Foto: Reuters)
A
A
A

UKRAINA – Kelompok negara kaya G7 telah setuju untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan untuk mengumpulkan USD50 miliar (Rp814 triliun) bagi Ukraina demi membantu Ukraina melawan invasi pasukan Rusia.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan hal ini merupakan pengingat bagi Rusia bahwa mereka tidak akan mundur. Moskow mengancam akan melakukan tindakan pembalasan yang sangat menyakitkan.

Dana tersebut diperkirakan baru akan diterima pada akhir tahun ini, namun dipandang sebagai solusi jangka panjang untuk mendukung upaya perang dan perekonomian Ukraina.

Aset senilai USD325 miliar dibekukan oleh G7, bersama dengan UE, setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Jumlah aset menghasilkan bunga sekitar USD3 miliar per tahun.

Berdasarkan rencana G7, dana sebesar USD3 miliar itu akan digunakan untuk membayar bunga tahunan pinjaman USD50 miliar untuk Ukraina, yang dibawa ke pasar internasional.

Berbicara pada konferensi pers bersama di lokasi pertemuan puncak di Puglia, Italia selatan, Presiden Biden mengatakan pinjaman sebesar USD50 miliar akan menggunakan uang itu untuk Ukraina dan mengingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa kami tidak akan mundur.

Pemimpin AS tersebut menekankan bahwa Putin tidak bisa menunggu kita keluar, dia tidak bisa memecah belah kita, dan kita akan bersama Ukraina sampai mereka menang dalam perang ini.

Presiden Zelensky berterima kasih kepada Amerika dan sekutu lainnya atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan.

"Ini adalah hari yang benar-benar bersejarah dan kami telah menandatangani perjanjian terkuat di Ukraina dan Amerika sejak kemerdekaan kami [pada tahun 1991],” terangnya mengacu pada perjanjian keamanan baru.

Kelompok negara-negara kaya G7, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS, telah menjadi pendukung penting finansial dan militer Ukraina dalam upayanya untuk membendung pasukan pendudukan Rusia.

Para pemimpin G7 lainnya juga memuji kesepakatan pinjaman sebesar USD50 miliar. Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak menggambarkannya sebagai “perubahan permainan”.

Sebagian besar aset Bank Sentral Rusia yang dibekukan disimpan di Belgia.

Berdasarkan hukum internasional, negara tidak dapat menyita aset-aset tersebut dari Rusia dan memberikannya kepada Ukraina.

Beberapa jam sebelum keputusan G7 diumumkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan bahwa akan ada tindakan pembalasan yang sangat menyakitkan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement