Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin dan Kim Jong Un Tanda Tangani Sejumlah Perjanjian yang Berpotensi Picu Korsel Marah

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 20 Juni 2024 |05:45 WIB
Putin dan Kim Jong Un Tanda Tangani Sejumlah Perjanjian yang Berpotensi Picu Korsel Marah
Putin dan Kim Jong Un tanda tangani sejumlah perjanjian berpotensi picu Korsel marah (Foto: AP)
A
A
A

PYONGYANG - Perjanjian yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) tersebut kemungkinan besar akan membuat marah Seoul, yang sebelum pertemuan tersebut telah memperingatkan Rusia agar tidak melampaui batas tertentu.

Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel) Chang Ho-jin mengatakan kepada rekannya dari Rusia bahwa Moskow harus mempertimbangkan mana di antara Korea Utara dan Korea Selatan yang lebih penting bagi mereka, setelah Rusia mengakhiri perangnya dengan Ukraina.

Rachel Lee, peneliti senior di program Korea di lembaga think tank Stimson Center, mengatakan perjanjian semacam itu akan memiliki implikasi signifikan bagi kawasan dan dunia.

“Selain kemungkinan intervensi Rusia dalam konflik baru antara kedua Korea, jika Korea Utara terus memasok senjata ke Rusia, dan Rusia memberikan teknologi militer canggih kepada Korea Utara, kita dapat menghadapi masalah proliferasi [senjata] global yang lebih besar,” terangnya, dikutip BBC.

Chad O’Carroll, pakar Korea Utara dari NK News, mengatakan di X, sebelumnya Twitter, bahwa klausul tersebut dapat membuka pintu bagi kerja sama terkait konflik, termasuk kemungkinan tentara Korea Utara membantu Rusia di Ukraina.

Seperti diketahui kunjungan Putin dimulai dengan kedatangannya lebih lambat dari perkiraan di Pyongyang dan mendarat sekitar pukul 03.00 waktu setempat (18:00 GMT). Begitu dia turun dari pesawat, Kim menyambutnya penuh hangat dengan gelaran karpet merah.

Kim memeluk Presiden Rusia Vladimir Putin setibanya di Bandara Pyongyang pada Rabu (18/6/2024). Kedua pemimpin ini berbagi pemikiran terdalam mereka dan sepakat untuk mengembangkan hubungan negara mereka.

Putin, yang tiba sebelum fajar, sedang melakukan perjalanan pertamanya ke ibu kota Korea Utara dalam 24 tahun, sebuah kunjungan yang kemungkinan akan mengubah hubungan Rusia-Korea Utara selama beberapa dekade pada saat kedua negara menghadapi isolasi internasional.

Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan kemitraan kedua negara adalah mesin untuk mempercepat pembangunan dunia multi-kutub baru. Kunjungan Putin juga menunjukkan persahabatan dan persatuan mereka tidak terkalahkan dan kokoh.

Rusia telah memanfaatkan hubungan yang memanas dengan Korea Utara untuk menyerang Washington, sementara Korea Utara yang terkena sanksi berat telah mendapatkan dukungan politik dan janji dukungan ekonomi dan perdagangan dari Moskow.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya mengatakan mereka khawatir Rusia akan memberikan bantuan untuk program rudal dan nuklir Korea Utara, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), dan menuduh Pyongyang menyediakan rudal balistik dan peluru artileri yang digunakan Rusia dalam perang di Ukraina. Moskow dan Pyongyang membantah adanya transfer senjata.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement