Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS: Pernyataan Putin Soal Rencana Pasok Senjata untuk Korut Sangat Memprihatinkan

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 21 Juni 2024 |17:32 WIB
AS: Pernyataan Putin Soal Rencana Pasok Senjata untuk Korut Sangat Memprihatinkan
AS: Pernyataan Putin soal rencana pasok senjata untuk Korut sangat memprihatinkan (Foto: Reuters)
A
A
A

Ketua Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pada Selasa (18/6/2024) bahwa dia prihatin dengan dukungan yang diberikan Rusia untuk program rudal dan nuklir Korea Utara.

Para pejabat AS mengatakan mereka yakin Korea Utara tertarik untuk memperoleh pesawat tempur, rudal permukaan-ke-udara, kendaraan lapis baja, peralatan atau bahan produksi rudal balistik, dan teknologi canggih lainnya dari Rusia.

AS dan Ukraina mengatakan Korea Utara telah memberi Rusia sejumlah besar peluru artileri dan rudal balistik, namun hal ini dibantah oleh Moskow dan Pyongyang.

Negara-negara Barat mengecam Rusia karena memveto perluasan mandat badan PBB yang bertugas memantau sanksi internasional terhadap Korea Utara, dimana Rusia masih menjadi salah satu penandatangannya.

Kirby mengatakan AS juga yakin pakta Rusia-Korea Utara juga akan menjadi perhatian Tiongkok, yang didesak AS untuk berbuat lebih banyak agar bisa berkuasa di Pyongyang.

Para analis mengatakan pakta tersebut dapat melemahkan pengaruh Beijing terhadap kedua negara tetangganya dan meningkatnya ketidakstabilan dapat berdampak negatif terhadap ambisi ekonomi dan strategis global Tiongkok.

“Rusia mungkin memberi Korea Utara kemampuan militer canggih yang bisa sangat mengganggu stabilitas,” kata Evan Medeiros, pakar Asia pada pemerintahan Obama yang kini mengajar di Universitas Georgetown.

“Dan yang kedua, hubungan ini dapat memberikan kepercayaan kepada Korea Utara dalam cara-cara yang mendorong Kim Jong Un untuk mengambil tindakan. Mungkin hal ini dapat terwujud ketika Korea Utara memulai uji coba nuklirnya lagi,” ujarnya.

Kim terakhir kali mengawasi uji coba nuklir pada tahun 2017, yang memicu sanksi yang ditandatangani oleh Tiongkok dan Rusia, tetapi AS mengatakan Pyongyang dapat melakukan uji coba lagi kapan saja.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement