“Mesin System 3, yang berukuran 1,4 mil, menyalurkan semua plastik ke dalam tas besar,” kata Egger.
Ketika ditanya bagaimana mesin tersebut mampu mengais sampah di lautan dan tidak melukai ikan-ikan kecil, Egger menambahkan: 'Itulah bagian yang menantang.
“Saat kami mengembangkan mesin versi pertama, kami bertanya kepada para nelayan: "Jika Anda ingin memproduksi jaring ikan terburuk, bagaimana Anda akan melakukannya?,” lanjutnya.
Egger menjelaskan, sistem tersebut dirancang untuk memiliki jalur keluar yang luas bagi biota laut yang dapat berenang ke dasar, tanpa kehilangan satu pun plastik yang cenderung mengapung ke atas.
Dia menambahkan bahwa alat tersebut juga diprogram untuk mengeluarkan suara yang dapat mengusir kehidupan laut termasuk lumba-lumba dan paus sehingga mereka tidak terancam mendekat.
“Bahkan jika seekor hewan masuk ke dalam sistem, masih ada lubang dan ia dapat bernapas sebelum menemukan jalan keluar,” katanya.
Egger menambahkan bahwa tim menggunakan 'prakiraan plastik' setiap hari untuk menentukan di mana 'titik panas' berdasarkan pergerakan laut dan kondisi cuaca.
Ia mengatakan bahwa 80 persen sampahnya adalah peralatan penangkapan ikan yang dibuang dari negara-negara maju, kebanyakan dari Tiongkok, Korea, Jepang, dan Amerika.
(Susi Susanti)