Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

HUT Bhayangkara Ke-78, Pengamat Nuning: Polri Harus Lebih Prediktif

Awaludin , Jurnalis-Minggu, 30 Juni 2024 |08:32 WIB
 HUT Bhayangkara Ke-78, Pengamat Nuning: Polri Harus Lebih Prediktif
Pengamat Pertahanan dan Militer, Nuning Kertopati (foto: dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pengamat pertahanan dan militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, Revisi UU TNI dan UU Kepolisian setelah 20 tahun lebih ditujukan untuk mengantisipasi berbagai bentuk ancaman, dan tindak pidana sebagai efek negatif kemajuan teknologi, dan pelanggaran kedaulatan di ruang siber dan ruang angkasa saat ini sangat mendesak untuk segera diatasi.

"Apalagi ada kebocoran dana PDN yang mengundang tanya dan kekhawatiran masyarakat saat ini. Perang Siber tengah terjadi perlu penanganan cepat," kata Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati dalam keterangannya, Minggu (30/6/2024).

Kata perempuan yang kerap disapa Nuning itu, penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan intelijen oleh Polri lebih ditujukan untuk mengatasi Kejahatan Lintas Negara (Transnational Organized Crimes) dan tindak pidana Perusahaan Multinational (Multinational Corporation).

"Polri harus Prediktif, Polri dituntut untuk mampu melakukan penegakkan hukum berdasarkan analisis intelijen dan kemampuan forecasting. Sehingga Polri tidak reaktif, tapi juga proaktif. Objek penyadapan berhubungan dengan keamanan nasional non- kamtibmas. Berbeda dengan penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan intelijen oleh TNI lebih ditujukan untuk kontra intelijen dan spionase yang dilakukan oleh agen-agen rahasia negara lain. Segala sesuatunya harus dalam koordinasi Badan Intelijen Negara (BIN)," bebernya.

Menurutnya, penugasan prajurit TNI dan Polri di lingkungan Kementerian dan Lembaga sejalan dengan permintaan kebutuhan untuk memanfaatkan semua SDM atau warga negara. Berbeda dengan Dwi Fungsi ABRI yang bertujuan menduduki jabatan politik untuk melanggengkan tampuk kekuasaan.

"Penugasan Prajurit TNI dan Polri di berbagai instansi pemerintah justru menunjukkan tidak ada dikotomi dalam pembangunan nasional," sambung Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam dan Siber itu.

"Untuk pemberantasan Terorisme dan Enabling Environment-nya harus libatkan Kemendikbud, Kemenag, Kemensos, Kemdagri, jadi bukan hanya TNI, Polri, BIN, dan BNPT saja. Terorisme semakin banyak bentuknya dan luas jangkauannya," pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement