Serangan di Dagestan terjadi tiga bulan setelah orang-orang bersenjata menyerbu gedung konser di dekat Moskow, menembakkan senjata otomatis dan membakarnya, menewaskan 145 orang dalam pembantaian yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan ISIS.
Rusia, tanpa memberikan bukti, telah menuding Ukraina atas serangan itu. Ukraina menganggap tuduhan itu tidak masuk akal.
RIA mengutip ulama senior Dagestan yang mengatakan dalam pertemuan dengan Melikov bahwa keputusan agama, atau fatwa, akan segera dikeluarkan untuk melarang pemakaian cadar. Laporan setelah serangan pada tanggal 23 Juni mengatakan salah satu pria bersenjata berencana melarikan diri dengan mengenakan niqab.
Ulama tersebut, Akhmed Abdulayev, mengatakan bahwa niqab akan dilarang sampai perdamaian dan ketenangan kembali pulih di wilayah tersebut, dan laki-laki yang tidak ingin wajah istrinya terlihat di depan umum harus membiarkan mereka tetap di rumah.
(Susi Susanti)