Nasser diketahui lahir di Haddatha (Bint Jbeil), pada 5 Juni 1965. Dia bergabung dengan barisan Hizbullah pada tahun 1986, di mana dia mengambil bagian dalam berbagai operasi militer melawan posisi musuh tentara Israel selama pendudukan Israel di Lebanon selatan. “Dia terluka lebih dari satu kali selama operasi ini, dan secara bertahap naik pangkatnya,” terang pernyataan Hizbullah.
Di antara prestasinya, Hizbullah menyebutkan partisipasinya dalam respon heroik terhadap agresi Israel terhadap Lebanon pada bulan Juli 2006 dan perang melawan organisasi teroris di Irak dan Suriah dari tahun 2011 hingga 2016. Dia sempat terluka lagi pada tahun 2015. Dia diangkat sebagai kepala unit Aziz pada tahun 2016 setelah kematian komandan Hassan Mohammed al-Hajj.
Hizbullah mengatakan bahwa Nasser merencanakan, mengarahkan dan mengawasi sejumlah operasi militer terhadap lokasi, instalasi, pangkalan dan titik penempatan musuh Israel di wilayah utara Palestina yang diduduki, selama operasi Banjir Al-Aqsa, nama yang diberikan untuk serangan Hamas pada 7 Oktober yang menandai dimulainya perang Gaza.
Partai tersebut menambahkan, Nasser beberapa kali mendapat pengakuan dari Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram, Jihad Islam Palestina memberikan penghormatan kepada Nasser dan mengatakan bahwa Brigade al-Quds bangga atas peran penting dan berpengaruh yang dimainkan oleh para martir dalam mendukung perlawanan Palestina.
(Susi Susanti)