GAZA - Rumah Sakit (RS) Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan, mengatakan jenazah tiga warga Palestina diambil dari area penyeberangan Kerem Shalom dengan Israel. Pernyataan rumah sakit mengatakan ketiga mayat tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan yakni tangan diborgol. Bahkan reporter Associated Press melihat salah satu mayat dengan tangan terikat.
Abdel-Hadi Ghabaeen, paman salah satu korban yang meninggal, mengatakan mereka telah berupaya mengamankan pengiriman bantuan kemanusiaan dan pengiriman komersial melalui penyeberangan tersebut.
Dia mengaku melihat tentara menahan mereka pada Sabtu (6/7/2024), dan bahwa mayat-mayat tersebut menunjukkan tanda-tanda pemukulan, salah satunya mengalami patah kaki.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut.
Ribuan warga Palestina telah ditahan sejak awal perang, dan banyak dari mereka yang telah dibebaskan, serta beberapa warga Israel yang pernah bekerja di fasilitas penahanan, mengatakan bahwa para tahanan telah disiksa dan ditahan dalam kondisi yang keras. Pihak berwenang Israel membantah melakukan pelecehan terhadap tahanan.
Serangan udara Israel semalam hingga Minggu (7/7/2024) menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina, termasuk wakil menteri tenaga kerja di pemerintahan yang sebagian besar dikuasai Hamas.
Menurut Pertahanan Sipil, sebuah kelompok tanggap pertama di bawah pemerintahan Hamas, Ihab Al-Ghussein termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan di sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan di Kota Gaza.
Hamas berduka atas kekalahannya dalam sebuah pernyataan dan mengatakan serangan pada awal perang telah menghancurkan rumahnya dan membunuh istri serta putrinya.
Militer Israel mengatakan pihaknya telah menyerang kompleks militan di area gedung sekolah serta fasilitas pembuatan senjata Hamas di dekat Kota Gaza setelah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil.
Militer secara terpisah mengumumkan bahwa salah satu perwiranya tewas dalam pertempuran di kota Rafah di Gaza selatan, sehingga jumlah total tentara Israel yang terbunuh menjadi 680 sejak dimulainya perang.
Kompromi yang dilakukan Hamas pada Sabtu (6/7/2024) dapat menyebabkan jeda pertama dalam pertempuran sejak November dan membuka jalan bagi perundingan lebih lanjut, meskipun semua pihak masih memperingatkan bahwa kesepakatan belum dapat dijamin.
Kesepakatan bertahap Washington akan dimulai dengan gencatan senjata enam minggu yang penuh dan menyeluruh di mana sandera yang lebih tua, sakit, dan perempuan akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina. Selama 42 hari tersebut, pasukan Israel akan menarik diri dari daerah padat penduduk di Gaza dan mengizinkan kembalinya para pengungsi ke rumah mereka di Gaza utara.
Warga Palestina yang lelah dengan perang di Jalur Gaza tampak pesimistis, setelah sebelumnya kedua belah pihak tampaknya hampir mencapai kesepakatan.
“Kami telah menjalani sembilan bulan penderitaan,” kata Heba Radi, ibu dari enam anak yang tinggal di sebuah tenda di pusat kota Deir Al-Balah, tempat dia berlindung sejak mereka meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza.
“Gencatan senjata telah menjadi mimpi yang jauh,” lanjutnya.
(Susi Susanti)