WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan perang di Gaza harus diakhiri sekarang. Ia mengatakan Israel tidak boleh menduduki daerah kantong tersebut setelah perang.
Biden juga menyebutkan, kerangka gencatan senjatanya telah disepakati Israel dan Hamas, tetapi masih ada masih ada celah yang harus ditutup.
“Kerangka kerja tersebut kini disepakati oleh Israel dan Hamas. Jadi saya mengirim tim saya ke wilayah tersebut untuk menuntaskan rinciannya,” kata Biden dalam konferensi pers, melansir Reuters, Sabtu (13/7/2024).
Biden pada akhir Mei merinci proposal tiga fase yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata, pembebasan sandera di Gaza dan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, penarikan Israel dari Gaza, dan pembangunan kembali daerah kantong pesisir tersebut.
Direktur CIA, Bill Burns, dan utusan AS untuk Timur Tengah, Brett McGurk, minggu ini berada di Timur Tengah untuk bertemu dengan rekan-rekan regionalnya guna membahas kesepakatan gencatan senjata.
"Ini adalah permasalahan yang sulit dan kompleks. Masih ada kesenjangan yang harus diatasi. Kita mengalami kemajuan. Trennya positif. Saya bertekad untuk menyelesaikan kesepakatan ini dan mengakhiri perang ini, yang harus diakhiri sekarang," kata Biden.
Kelompok Islam Palestina Hamas telah menerima bagian penting dari rencana AS, dan membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen melakukan gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan perjanjian itu tidak boleh menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan perangnya tercapai. Pada awal perang, dia berjanji untuk memusnahkan Hamas.
Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa dia berkomitmen untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza asalkan garis merah Israel dipatuhi.
Biden mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis, Israel tidak boleh menduduki Gaza dan juga melontarkan kritik terhadap kabinet perang Israel. “Israel kadang-kadang kurang kooperatif,” ujarnya.