Begitu juga dengan Desy Ratnasari di Jawa Barat. Menurutnya, justru yang mendorong Desy itu bukan hanya PAN tetapi di luar PAN juga mendorong. Ia mengaku banyak menerima aspirasi dari partai politik lain agar PAN mendorong Desy untuk dipasangkan dengan kandidat-kandidat Gubernur Jawa Barat.
"Seperti misalnya, digandengkan dengan Ridwan Kamil dan kami juga punya calon lain misalnya seperti Bima Arya gitu," katanya. Saleh menekankan, semakin banyak calon alternatif yang bisa ditawarkan, maka akan semakin baik.
PAN juga bukan sekali dua kali mengusung artis, bukan hanya Pilkada namun juga di pemilihan legislatif (Pileg). Ada sederet nama yang awalnya diragukan ternyata memiliki kualitas. "Kadang-kadang ternyata yang dikira orang hanya sekadar gimik itu faktanya ketika berhasil memenangkan pertarungan itu, justru yang kita calonkan kualitasnya bagus," tuturnya.
Beberapa calon misalnya yang didukung PAN di Pileg dari kalangan artis, sepoerti Primus, Desy Ratnasari, ada Pasha Ungu, ada Uya Kuya. Mereka sebetulnya orang-orang yang sangat kapabel serta memiliki kualitas yang sangat baik. Kemudian, ada juga Eko Patrio.
"Sekali lagi yang sudah didukung oleh PAN di Pileg maupun Pilkada itu adalah sangat serius bukan gimik aja, dan Alhamdulillah PAN sudah menunjukan konsistensinya untuk menjadi wadah candradimuka melahirkan politisi-politisi yang baik berasal dari berbagai latar belakang, termasuk latar belakang seniman dan artis," pungkasnya.
Tidak Semuanya Berhasil
Sebelumnya sudah banyak nama dari artis atau mantan artis berhasil menempati posisi kepala daerah atau wakil kepala daerah, mulai Provinsi sampai Kabupaten. Tapi, tak semua berhasil dan mereka juga tidak bisa mempertahakan posisinya dalam pilkada selanjutnya.
Bahkan ada satu kepala daerah mantan artis,Zumi Zola berhasil menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur periode 2011-2016. Belum sampai berakhir, ia memilih untuk mengundurkan diri karena ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur Jambi.
Zumi Zola berhasil dilantik menjadi Gubernur Jambi periode 2016-2021. Akan tetapi, ia dicopot dari jabatannya pada 2018 karena terlibat kasus suap RAPBD Jambi dan harus mendekam di penjara selama 6 tahun.
(Maruf El Rumi)