Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Fakta Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Tak Kuat dengan Tekanan yang Kian Membesar

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 22 Juli 2024 |08:36 WIB
5 Fakta Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Tak Kuat dengan Tekanan yang Kian Membesar
5 Fakta Joe Biden mundur dari pilpres AS, tak kuat dengan tekanan yang kian membesar (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden (pilpres) AS, sebuah keputusan bersejarah yang diambil setelah meningkatnya tekanan dari banyak pihak di partainya sendiri.

Biden mengatakan dia akan menjalani sisa masa jabatannya, yang berakhir pada tahun 2025.

 “Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai Presiden Anda,” katanya.

“Dan walaupun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya,” lanjutnya.

 Pengumuman tersebut mengacaukan pemilihan presiden hanya beberapa hari setelah mantan Presiden Donald Trump dan sekutunya berkumpul di Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik.

Berikut 5 fakta tentang keputusan Biden untuk mundur:

1. Biden membuat pilihan tersebut setelah tekanan yang semakin besar

Pada akhirnya, Biden menyerah pada tekanan dari dalam partainya sendiri karena jumlah anggota parlemen dan donor yang meminta dia untuk mundur semakin meningkat selama beberapa hari terakhir.

Senator Joe Manchin (I-W.Va.) menjadi anggota parlemen terkemuka terbaru yang menyerukan Biden untuk mundur ketika dia mengatakan kepada Jake Tapper dari CNN pada Minggu (21/7/2024) sebelumnya bahwa presiden harus mewariskan kekuasaan kepada generasi baru.

Dia bergabung dengan daftar anggota parlemen Demokrat yang terus bertambah yan menekan Biden mundur. Termasuk Senator Peter Welch (D-Vt.), Jon Tester (D-Mont.), Sherrod Brown (D-Ohio) dan Martin Heinrich (D-N.M.).

The Hill melaporkan pada Kamis (18/7/2024) bahwa keputusan dari Biden sudah dekat, dan perhatian telah beralih pada siapa yang akan menjadi pasangan Wakil Presiden Harris jika dia akhirnya menggantikannya.

Namun bahkan pada Jumat (19/7/2024), tim kampanye Biden bersikeras bahwa presiden bertekad untuk mencalonkan diri kembali.

2. Kamala Harris jadi penggantinya

Biden pada Minggu (21/7/2024) segera mendukung wakil presidennya Kamala Harris untuk menjadi calon Partai Demokrat berikutnya.

“Hari ini saya ingin memberikan dukungan penuh dan dukungan saya agar Kamala menjadi calon presiden partai kita tahun ini,” kata Biden. “Demokrat, inilah waktunya untuk bersatu dan mengalahkan Trump. Mari kita lakukan,” lanjutnya.

Pengumumannya muncul setelah Harris mengadakan penggalangan dana USD2 juta dolar pada Sabtu (20/7/2024) di Cape Cod sementara Biden terjebak di rumahnya di Delaware untuk memulihkan diri dari Covid-19.

Harris kemudian mengeluarkan pernyataannya sendiri yang mengatakan dia akan mendapatkan dan memenangkan nominasi ini.

Keputusan Biden untuk mendukungnya sudah diduga. Sebagai tanda betapa banyak orang memandangnya sebagai calon penggantinya, Partai Republik yang berkumpul di Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik sudah mulai menyerangnya.

Harris dalam sebuah pernyataan pada Minggu (21/7/2024) mengatakan dia merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden.

“Niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan nominasi ini,” ujar Harris.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement