JERUSALEM - Israel masih dihantui virus West Nile yang membuat korban jiwa terus berjatuhan. Menurut kementerian kesehatan, jumlah orang yang meninggal akibat virus West Nile saat ini naik menjadi 38 orang pada hari Minggu (21/7/2024).
Jumlah kasus infeksi virus tersebut terus meningkat ke angka tertinggi tahunan sepanjang masa yakni 566 sejak awal Mei. Ditambah lagi, lebih dari separuh individu yang terinfeksi berusia 60 tahun atau lebih, dengan lebih dari 100 pasien berusia di atas 80 tahun.
Padahal virus ini memiliki risiko lebih tinggi di kalangan lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Selain itu, terdapat sedikitnya empat anak berusia sembilan tahun atau lebih muda dan 20 kasus yang melibatkan individu berusia antara 10 dan 19 tahun.
Sebagian besar infeksi yang terdeteksi sejauh ini terjadi di Israel tengah, bersama dengan beberapa kasus di kota utara Haifa dan Kota Negev, Beer Sheva di selatan. Orang-orang di wilayah tengah Israel sangat berisiko tertular penyakit ini karena tingkat kelembapan yang tinggi di wilayah tersebut.
Suhu lembab menjadi tempat berkembang biaknya penyakit ini dengan ideal. Anehnya, meskipun jumlah kasus tahun ini tinggi, tidak ada karakteristik klinis yang tidak biasa dari manifestasi penyakit yang diidentifikasi dengan jelas di antara pasien.
Sebab, 80% orang yang terinfeksi virus West Nile tidak menunjukkan gejala. Menurut Kementerian Kesehatan, sekitar 20% mungkin mengalami berbagai gejala, termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh.