Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Sedih Kehidupan Ismail Haniyeh, Satu Keluarga Diburu Israel untuk Dibunuh

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 31 Juli 2024 |11:58 WIB
Kisah Sedih Kehidupan Ismail Haniyeh, Satu Keluarga Diburu Israel untuk Dibunuh
Keluarga besar Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terus diburu Israel/Foto: EPA
A
A
A

IRAN Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang dilaporkan tewas di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024)  membawa kisah sedih dalam hidupnya. Haniyeh dan keluarga besarnya terus diburu Israel menyusul janji Israel untuk membasmi Hamas sampai akar-akarnya dari muka bumi.

Pada 17 Oktober 2023 lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan udara terhadap sebuah rumah yang dilaporkan milik keluarga Haniyeh, yang saat ini tinggal di Qatar.

Mengutip sumber medis Palestina, Times of Israel melaporkan 14 anggota keluarga Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel yang dilakukan di lingkungan Sheikh Radwan di Jalur Gaza. Menurut laporan, saudara laki-laki dan keponakan Haniyeh tewas dalam serangan udara tersebut.

Duka tak berhenti di situ, cucu perempuan Haniyeh dilaporkan tewas akibat serangan Israel yang menargetkan keluarganya pada April lalu.

Malak dilaporkan menderita luka serius akibat serangan Israel yang akhirnya membuat dia tewas. Serangan ini menewaskan ayahnya dan dua saudara laki-lakinya di Gaza, bersama dengan empat cucu Haniyeh.

Keluarga tersebut sedang mengunjungi kerabatnya pada hari pertama hari raya Idul Fitri di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza ketika mobil mereka menjadi sasaran serangan udara Israel.

“Darah anak laki-laki saya tidak lebih berharga daripada darah rakyat kami,” terang Haniyeh, 61 tahun, yang memiliki 13 putra dan putri, kepada TV pan-Arab Al Jazeera pada saat itu.

 

Seperti diketahui, enam puluh kerabat Haniyeh telah tewas dalam perang enam bulan tersebut, termasuk 14 orang yang tewas setelah serangan udara Israel menghantam rumah keluarga di Kota Gaza pada bulan Oktober.

Pekan lalu, pemimpin Hamas mengatakan serangan itu tidak akan mengubah tuntutan kelompok tersebut untuk melakukan gencatan senjata permanen dan memulangkan warga Palestina yang terlantar dari rumah mereka dalam negosiasi yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Doha dan Washington.

“Seluruh rakyat kami dan seluruh keluarga di Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah, dan saya adalah salah satu dari mereka,” kata Haniyeh.

Israel membenarkan bahwa pihaknya telah menargetkan putra-putra Haniyeh, yang digambarkan sebagai "tiga agen Hamas" yang "sedang dalam perjalanan untuk melakukan kegiatan teroris".

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement