Menurut Axios, bom itu diledakkan dari jarak jauh oleh agen Mossad yang berada di tanah Iran.
Demikian pula, New York Times mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa perencanaan pembunuhan itu memakan waktu berbulan-bulan dan memerlukan pengawasan ekstensif kompleks.
"Bom itu diledakkan dari jarak jauh setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tamu," kata pejabat itu.
Di tengah meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran akan pembalasan Iran, Hagari mengatakan bahwa militer Israel dalam keadaan siaga tinggi dan siap menghadapi skenario apa pun.
"Kami memiliki sekutu internasional yang memperkuat pasukan mereka di daerah itu untuk membantu kami melawan ancaman ini," tambahnya.
Meskipun Israel belum secara resmi mengomentari pembunuhan Haniyeh, namun Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan keterlibatan Tel Aviv.
(Susi Susanti)