(56.0 mm), dan Stasiun Meteorologi Nabire, Papua Tengah (54.0 mm), tanggal 30 Juli di Stasiun Meteorologi Minangkabau, Sumatera Barat (68.0 mm/hari), tanggal 29 Juli di Stasiun Meteorologi Torea - Fakfak, Papua Barat (50.0 mm/hari).
Kemudian, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Lampung dan Laut Andaman dalam sepekan ke depan. Aktivitas gelombang kelvin juga diprakirakan aktif di Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat (6 hingga 8 Agustus 2024), Kalimantan, dan Sulawesi bagian utara (30 Juli hingga 2 Agustus 2024).
Gelombang tersebut, kata BMKG, mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut. Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Sumatra Utara hingga Aceh, Jambi hingga Sumatra Barat, Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah, Pesisir timur Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Barat, Pesisir utara Maluku hingga Perairan timur Halmahera, Papua Pegunungan hingga Papua Barat, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di wilayah Teluk Thailand, Laut Natuna Utara, Laut Banda, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik utara Papua . Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
BMKG mengatakan secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 2 Agustus - 8 Agustus 2024, berupa potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah:
- Aceh,
- Sumatera Utara,
- Sumatera Barat,
- Riau,
- Jambi,
- Sumatera Selatan,
- Kep. Bangka Belitung,
- Lampung,
- Banten,
- DKI Jakarta,
- Jawa Barat,
- Bali,
- NTB,