Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Fasilitas Terbatas, Dokter MER-C Indonesia Lakukan Tindakan Operasi Pakai Senter HP

Widya Michella , Jurnalis-Senin, 12 Agustus 2024 |15:03 WIB
Fasilitas Terbatas, Dokter MER-C Indonesia Lakukan Tindakan Operasi Pakai Senter HP
Tim MER-C Indonesia daring dalam konferensi pers (foto: dok ist)
A
A
A

JAKARTA - Pemimpin Tim MER-C Indonesia, dr. Dany K.Ramdhan mengungkapkan, kondisi RS Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Pasca di gedung di bom oleh Israel, kini RS Indonesia tetap beroperasi dengan fasilitas dan kapasitas yang terbatas. 

"Secara umum kami membagi kerusakan yang ada di dalam RS ini menjadi dua yaitu kerusakan struktur pembangunan, dan kerusakan  sarana-prasarana kesehatan," kata dr. Dany kepada wartawan melalui daring dalam konferensi pers di Kantor MER-C Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). 

Pertama, struktur bangunan kerusakan yang terjadi di RS Indonesia lanjutnya tidak terlalu ekspensif. Struktur bangunan yang rusak lebih kepada akses jalanan yang rusak dengan buldozer dan banyak juga bangkai-bangkau kendaraan juga berserakan dimana-mana untuk menuju RS, 

"Tapi itu sudah diperbaiki sedikit demi sedikit, tapi banyak paving blok yang masih berantakan. Terus kerusakan gedung RS lainnya itu diakibatkan oleh hantaman roket dan bekas kebakaran diatas dilantai 3 dan 4 tapi secara struktur gedung cukup bagus hanya ada beberapa lobang karena bekas roket," kata dia. 

 

Kemudian, kerusakan lainnya adalah sarana dan prasarana medis yakni adalah sumber listrik yang perlu diperbaiki segera. Dimana sumber listrik di RS Indonesia berasal dari panel dan generator  yang tergantung akan bahan bakar.

"WHO berjanji setiap dua minggu sekali dan tergantung situasi dan jumlahnya belum cukup," katanya.

"Prioritas perbaikan saat ini, kalau bisa tidak sampai cease fire. RS tetap berfungsi kita tetap melakukan tindakan operasi walaupun lampu mati, operasi dilanjutkan dengan senter hp seperti itulah situasi nya," sambungnya.

Selain itu, ada juga perbaikan pada alat-alat medis serta alat penunjang RS. Serta, masalah pegawai di sini (palestina) yang hingga ini bekerja secara sukarela tanpa dibayar.

"Itu 80 persentase itu tidak dibayar atau mungkin belum dibayar. jadi kebanyakan mereka itu voulenteer. jadi nggak jelas dibayarnya pakai apa. jadi termasuk salah satu yang kalau ini berkepanjangan bisa menimbulkan masalah dan itu juga harus dipikirkan bagaimana ke depan," pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement