Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Haedar Nashir Sambangi Poyek Pabrik Gula: Industri Nasional Harus Bangkit

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Senin, 12 Agustus 2024 |20:48 WIB
Haedar Nashir Sambangi Poyek Pabrik Gula: Industri Nasional Harus Bangkit
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyambamgi pabrik gula di Rembang (Foto : Istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengunjungi proyek pabrik gula milik PT Wadah Karya Rembang di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Senin (12/8/2024). 

Pada kesempatan tersebut, ia melakukan panen demplot tebu dan uji coba mesin giling gula merah didampingi Direktur Utama PT. Wadah Karya Kamadjaya, Bupati Rembang Abdul Hafidz, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. 

Dengan apa yang yang dilakukan Haedar, menunjukkan bahwa Muhammadiyah terhadap kemandirian pangan, khususnya produksi gula nasional, dan kesejahteraan petani tebu. 

Dalam kesempatannya, Haedar Nashir mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi pengelolaan sumber daya alam yang belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.

“Sebagai bangsa besar yang dianugerahi tanah yang subur, miris rasanya menyaksikan kita masih terus mengimpor pangan dalam jumlah yang besar. Dulu, kita ini pengekspor gula terbesar kedua di dunia, tapi sekarang kita malah impor. Industri gula nasional harus bangkit. Kebijakan pemerintah harus berpihak pada kesejahteraan petani tebu,” ujar Haedar dalam keterangan yang diterima. 

Mengacu data BPS 2023, produksi gula hanya mencapai 2,4 juta ton. Untuk menutupi kekurangannya, pemerintah melakukan impor gula sebesar 6 juta ton. Kualitas tebu yang menurun padahal luas lahan meningkat menjadi salah satu persoalan mendasarnya. Karena itu, Muhammadiyah berkomitmen untuk mendorong reformasi tata kelola sumber daya alam yang inklusif dan berkeadilan. 

Disaksikan ratusan petani tebu, PT Wadah Karya Rembang dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menandatangani Nota Kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan varietas tebu untuk konversi lahan terbengkalai dan eks tambang. Menurut Haedar, Perguruan Tinggi Muhammadiyah perlu didorong melakukan riset untuk meningkatkan produksi tebu nasional dengan memperbaiki kualitas tebu, pengembangan agro-teknologi berbasis IT, dan praktik smart farming dalam perkebunan tebu. 

“Sebagai orang yang telah bergelut puluhan tahun di industri gula, dukungan Muhammadiyah ini luar biasa. Ini dakwah ekonomi yang bisa membantu nasib petani tebu dan menyelamatkan produksi gula nasional. Saya bersyukur bisa bergandengan tangan dengan Muhammadiyah, ahli pertanian dari kampus-kampusnya bisa membantu kami," tuturnya. 

Kalau bisa, sambung Haedar, unit usaha Muhammadiyah ikut terlibat mengelola dan menjadi mata rantai utama dalam distribusi gula.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement