NEW YORK – Biro Investigasi Federal (FBI) telah membuka penyelidikan atas tuduhan dari tim kampanye mantan Presiden Amerika Serikat (AS) sekaligus calon presiden (capres) Donald Trump bahwa mereka menjadi sasaran peretasan. Tim kampanye Trump berdalih para 'hacker' bekerja untuk pemerintah Iran.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa FBI sedang menyelidiki masalah ini," kata badan tersebut dalam pernyataan singkat pada Senin (12/8/2024) tanpa secara spesifik menyebut nama mantan presiden atau Iran.
Seorang juru bicara kampanye Trump mengatakan kepada BBC bahwa dokumen-dokumen rahasia tersebut diperoleh secara ilegal oleh sumber-sumber asing yang memusuhi Amerika Serikat (AS). Pejabat Iran telah membantah adanya hubungan dengan peretasan tersebut dan pemerintah AS belum secara resmi menuduh Iran.
Menurut CBS News, mitra berita BBC, yang mengutip orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut, FBI juga sedang menyelidiki apakah peretas Iran menargetkan kampanye Joe Biden-Kamala Harris.
Pernyataan kampanye Trump muncul satu hari setelah Microsoft merilis laporan yang menunjukkan bahwa peretas Iran menargetkan kampanye seorang kandidat presiden AS yang tidak disebutkan namanya pada bulan Juni.
Pusat Analisis Ancaman Microsoft (MTAC) mengatakan bahwa kampanye tersebut dikirimi email spear-phishing. Yakni sebuah pesan yang dirancang agar tampak dapat dipercaya untuk membuat target mengeklik tautan berbahaya.