JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024 di tengah upaya perebutan partai oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pimpinan Gus Yahya-Gus Ipul. Sejumlah pimpinan partai politik dalam hingga luar negeri akan diundang, tapi tidak dengan PBNU. Apa alasannya?
Sekretaris Organizing Committee (OC) Muktamar ke-6 PKB, Zainul Munasichin menjelaskan bahwa alasan panitia tak mengundang PBNU karena muktamar merupakan perhelatan partai politik. Berbeda dengan PBNU yang basisnya organisasi kemasyarakatan (Ormas)
"Untuk pimpinan-pimpinan organisasi kemasyarakatan, karena ini perhelatannya adalah perhelatan partai politik, tentu yang kita undang adalah yang memang domainnya adalah domain partai-partai politik," ujar Zainul dalam konferensi pers di kantor DPP PKB Jakarta, Senin (12/8/2024).
Namun pihaknya tetap melayangkan undangan kepada tokoh-tokoh Nahdhatul ulama (NU). Serta para ulama atau kiai yang selama ini telah berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia.
"Untuk tokoh-tokoh secara personal, secara kultural Nahdlatul Ulama akan kita undang," sambungnya.
Zainul mendetailkan untuk undangan terhadap pimpinan partai politik luar negeri akan dikirimkan kepada anggota yang tergabung dalam organisasi Centrist Democrat International (CDI). Sebab PKB sejak tahun 2019 telah bergabung menjadi anggota CDI.
"Pimpinan partai politik yang luar negeri ini yang nanti akan kita undang adalah pimpinan-pimpinan partai yang tergabung dalam Centris Demokrat Internasional atau CDI," tuturnya.
Zainul menjelaskan CDI beranggotakan partai - partai tengah di Eropa dan juga Amerika Latin. Dia menegaskan akan ada 65 pimpinan parpol luar negeri yang akan ikut meramaikan muktamar PKB di Bali.
"Ini anggotanya partai-partai haluan tengah di Eropa dan juga Amerika Latin. Kita akan mengundang kurang lebih 65 pimpinan partai yang tergabung dalam CDI dan insya Allah mereka konfirm untuk hadir ikut meramaikan Muktamar PKB 2024 di Bali," pungkasnya.
(Salman Mardira)