JAKARTA - Nasib Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 makin tak menentu. Sepekan menjelang pendaftaran calon kepala daerah, Anies belum punya tiket untuk pencalonan. Partai Nasdem, PKS, dan PKB yang semula memberi rekomendasi dukungan ke mantan gubernur DKI itu, kini memperlihatkan ketidakseriusannya.
Anies Baswedan terancam jadi korban pemberi harapan palsu atau PHP. Pasalnya ketiga parpol yang sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan pengusung Anies di Pilpres 2024 itu, sempat memberi harapan mencalonkan Anies ke Pilgub Jakarta pada November 2024, tapi belakangan menunjukkan ketidakpastian.
Pengurus DPW PKS, Nasdem, dan PKB di DKI Jakarta sudah merekomendasi nama Anies ke DPP masing-masing. Rekomendasi dukungan sudah diberikan ke Anies, tapi Surat Keputusan atau SK final dukungan masih digantung.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin blak-blakan mengakui bahwa partainya belum pasti mengusung Anies di Jakarta.
"Belum ada kepastian," kata Cak Imin menjawab wartawan di Kantor DPP PKB Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2024).
Cak Imin yang merupakan pasangan duet Anies di Pilpres 2024 mengatakan Desk Pilkada PKB masih menggodok siapa calon yang didukung.
"Kita tunggu aja, Desk Pilkada sedang bekerja. Kita akan sampai pada kesimpulan 1-2 hari ini," ucap Cak Imin.
Cak Imin mengatakan tetap memperhatikan bakal calon yang duusul dari DPW, tapi keputusan final tetap ada di DPP berdasarkan nama ditentukan oleh Desk Pilkada.
“Ya usulan dan aspirasi DPW menjadi perhatian DPP. Tapi Pilkada ini ada satu tim yang memang menangani, saya pun tidak bisa intervensi yaitu Desk Pilkada, yang itu akan ditentukan dalam waktu secepatnya.”
Nasdem yang sudah mendeklarasi mendukung Anies pada 22 Juli 2024, belakangan juga bersikap sebaliknya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bahkan terang-terangan mengatakan bahwa Anies akan sulit untuk maju dalam Pilgub Jakarta kali ini.
"Barangkali susah beliau untuk maju dalam pilkada Jakarta ini," kata Surya di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024.
Surya mengatakan bahwa Nasdem akan gabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan masuk pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"NasDem memposisikan diri langsung untuk berada dalam pemerintahan," ujarnya.
Saat ditanya kemungkinan apakah Nasdem akan gabung dengan KIM di Pilkada Jakarta 2024, Surya menjawab "saya pikir itu sudah jelas."
PKS yang sudah mendeklarasikan duet Anies dan Sohibul Iman (AMAN) untuk Pilgub Jakarta juga berubah lain, membuka opsi gabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mengalihkan dukungan ke Ridwan Kamil. PKS digadang-gadang akan mengisi posisi cawagub pendamping RK.
PKS beralasan sudah memberi tenggat waktu ke Anies, tapi ia tak kunjung mendapatkan partai koalisi. PKS tak cukup empat kursi untuk mengusung calon sendiri, sehingga butuh teman koalisi.
"Batas waktu 4 Agustus tersebut sudah terlewati, maka PKS mulai membuka komunikasi dengan semua pihak agar ada kepastian bahwa kami bisa ikut berkontestasi di pilkada," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid, 8 Juli 2024.
"Salah satu opsi komunikasi tersebut adalah juga membangun komunikasi politik dengan KIM di mana RK sebagai calon definitif mereka saat ini. Opsi ini sedang dikaji dan dibahas oleh DPP PKS," lanjut Kholid.
Menurutnya PKS sudah membantu Anies untuk dapatkan teman koalisi, tapi sampai batas waktu ditentutan belum ada hasil.
"Mas Anies sudah diberikan karpet merah dengan memperoleh 18 kursi PKS. Bahkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sampai turun gunung mencari mitra koalisi buat mas Anies agar bisa memenuhi kekurangan kursi tersebut. Dan kami terus berdoa agar semua ikhtiar dimudahkan," ucap Kholid.
Harapan Anies kini ada pada PDI Perjuangan yang sedang mencari format terbaik untuk diusung sebagai lawan bagi cagub yang diusung oleh KIM dan didukung Presiden Jokowi. Nama Anies masuk pertimbangan PDIP bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupakan kadernya sendiri.
Masalahnya PDIP hanya punya 15 kursi di DPRD DKI Jakarta berdasarkan hasil Pemilu 2024, artinya masih butuh lima kursi lagi agar bisa mengusung calon gubernur di Jakarta.
Menurut Ketua DPP PDIP, Ahok, PDIP tetap memprioritaskan kadernya maju Pilgub Jakarta.
"Saya kira orang untuk orang luar itu baru bisa kalau kita tidak punya kader untuk maju. Biasanya seperti itu di PDI Perjuangan," kata Ahok di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 14 Agustus 2024.
Rabu kemarin, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan cagub-cagub yang diusung dan didukung PDIP di Pilkada 2024, tapi tak ada nama Anies.
PDIP mengakui kalau sekarang ada skenario upaya untuk menjegal pencalonan Anies Baswedan di Jakarta.
"Kami menerima laporan memang ada upaya-upaya untuk mengganjal pencalonan Anies Baswedan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 8 Agustus 2024.
(Salman Mardira)