Untuk diketahui, seorang ulama besar Jawa yang juga leluhur Airlangga Hartarto bernama Ki Ageng Gribig memiliki ciri khas dalam berdakwah dan hingga kini selalu dikenang oleh masyarakat di Klaten.
Salah satu metodenya yaitu dengan membagikan kue dan sembari mengucapkan kalimat "Ya Qowiyyu" dan seterusnya, sebagai doa untuk meminta kekuatan kepada Allah. Kemudian, kue itu dikenal dengan nama kue apem, saduran dari bahasa Arab, yakni Affan, yang memiliki makna dan filosofi sebagai permohonan ampunan kepada Allah.
Tradisi pembagian kue apem inilah yang kemudian secara rutin dilaksanakan Ki Ageng Gribig, dan kemudian dilanjutkan pula oleh para muridnya dan masyarakat Jatinom sampai sekarang.
Dari penyebutan kata "Ya Qowiyyu" ini pula, tradisi Saparan di Jatinom juga disebut masyarakat dengan nama tradisi "Ya Qowiyyu".
(Angkasa Yudhistira)