The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa sebuah F-16 hancur dalam sebuah kecelakaan pada tanggal 26 Agustus. Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh surat kabar tersebut mengatakan bahwa, meskipun insiden itu terjadi selama rentetan rudal Rusia yang besar, laporan awal menunjukkan bahwa jet itu tidak ditembak jatuh oleh tembakan musuh, dan kemungkinan jatuh akibat kesalahan pilot.
CNN melaporkan, bagaimanapun, bahwa menurut sumber, militer Ukraina tidak percaya bahwa kesalahan pilot adalah penyebab insiden tersebut. Investigasi atas kecelakaan itu masih berlangsung, dan para ahli internasional akan diundang untuk berpartisipasi di dalamnya.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Belanda mengatakan telah mengizinkan penggunaan F-16 yang disumbangkannya ke Ukraina untuk digunakan di wilayah Rusia.
"Kami belum memberlakukan pembatasan apa pun pada penggunaan dan jangkauan F-16, asalkan hukum perang dipatuhi," terang Jenderal Onno Eichelsheim, komandan angkatan bersenjata Belanda, kepada penyiar publik NOS.
Berbicara dari AS, Eichelsheim mengatakan rekan-rekannya dari Amerika "sebagian" setuju dengan posisinya. Belanda telah menjanjikan 24 F-16 kepada Ukraina, dan yang pertama akan segera tiba. Eichelsheim menolak untuk mengatakan apakah ada pesawat yang saat ini sedang beroperasi.
(Susi Susanti)