”Untuk makanan kucing di rumah,” jawab Gus Dur sambil berusaha keras menahan tawa.
”Lakin Inta ta’khudz Kitir Awi (Tapi Anda kok mintanya banyak sekali),” kata si penjual ayam di Mesir itu.
”’Aiwah, alasyan Itat Kitsir awi’ (Ya, karena kucingnya banyak sekali),”jawab Gu Dur dengan kalem dan menahan tawa.
Akhirnya, si penjual ayam memberikan berbagai bagian tubuh ayam yang biasanya dibuang tersebut pada zaman itu.
(Fakhrizal Fakhri )