GAZA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mengamankan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata dengan Hamas. Hal ini terkait dengan tewasnya enam sandera di Gaza pada Sabtu (31/8/2024).
Presiden AS dan Wakil Presiden (Wapres) Kamala Harris, bertemu dengan negosiator di Situation Room untuk menyusun proposal gencatan senjata, saat protes melanda Israel pada Senin (2/9/2024) selama akhir pekan yang menewaskan enam sandera di Gaza.
Ketika ditanya apakah Netanyahu berbuat cukup banyak, Biden menjawab tidak. Ia menambahkan bahwa AS tidak akan menyerah, dan akan mendorong sekuat tenaga untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Washington Post melaporkan pejabat AS telah mengategorikan proposal terbaru ini sebagai kesepakatan terima atau tinggalkan. Hal itu terjadi setelah Israel menemukan jenazah enam sandera di Gaza pada Sabtu (31/8/2024), termasuk sandera Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin.
Kematian mereka telah menyebabkan protes luas di Israel dari mereka yang mengkritik penanganan Netanyahu terhadap perang dan krisis penyanderaan.
Selama pertemuan pada Senin (2/9/2024) di Situation Room, pejabat AS mengatakan Biden dan Harris membahas langkah selanjutnya dalam upaya pembebasan sandera, termasuk melanjutkan pembicaraan dengan mediator Qatar dan Mesir.
Dalam pernyataan setelahnya, Biden mengatakan AS hancur dan marah atas kematian Goldberg-Polin dan lima sandera lainnya.
"Jangan salah, para pemimpin Hamas akan membayar kejahatan ini," katanya.
Pada Minggu (1/9/2024), penasihat keamanan nasional Jake Sullivan bertemu dengan keluarga-keluarga AS yang masih menjadi sandera. Situs berita Axios melaporkan bahwa ia menyampaikan berita bahwa Biden akan mengajukan proposal pembebasan sandera dan gencatan senjata terakhir pada akhir minggu ini.
Keluarga Edan Alexander dari AS, seorang anggota militer Israel yang masih disandera di Gaza, telah mendesak Israel untuk menerima kesepakatan itu, dengan mengatakan bahwa ini adalah sekarang atau tidak sama sekali.
(Susi Susanti)