Penelitian yang dilakukan Organisasi Perdagangan Dunia, kata Suharso memperlihatkan skenario dua blok perdagangan. Hal ini, menurutnya, berpotensi mengakibatkan penurunan 5 persen dalam produk domestik bruto (PDB) global dan fragmentasi perdagangan internasional.
Sementara itu, penyelenggaraan HLF MSP yang digelar pemerintah mendapat apresiasi dari Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao. Apalagi, di forum tersebut menyoroti berbagai isu yang ada di negara berkembang belahan bumi selatan, yang serupa dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955.
"Apresiasinya terhadap pemerintah Indonesia atas penyelenggaraan HLF MSP, menyoroti fokusnya pada isu-isu penting bagi negara-negara berkembang dan Global South, serupa dengan apa yang ditunjukkan Indonesia pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955”, katanya.
Berbagai prinsip-prinsip penting kerja sama Selatan-Selatan dikenalkan saat Konferensi Bandung. Di antaranya, penghormatan terhadap kedaulatan, penerapan hukum internasional secara universal. Kemudian, tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri, serta penyelesaian sengketa secara damai.
Prinsip-prinsip ini harus terus memandu kita dalam mengembangkan model-model baru kerja sama multilateral dan kemitraan multi-pemangku kepentingan. Sesi pleno tingkat tinggi saat ini melanjutkan tradisi Indonesia dalam membangun solidaritas di antara negara-negara Selatan dan mendukung kemitraan multi-pihak.
(Arief Setyadi )