JAKARTA – Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Darmansyah Djumala menegaskan, bahwa Pancasila merupakan solusi segala persoalan sosial. Bukan hanya bagi Bangsa Indonesia, namun bagi masyarakat dunia secara universal.
“Pidato Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1960 yang berjudul ”To Build the World Anew” telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World. Ini berarti PBB mengakui bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai universal yang dapat diadopsi, baik oleh PBB maupun negara lain”, ujar Djumala dalam keterangan tertulis, Rabu (18/9/2024).
Menurut Djumala, nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam Pancasila akan tetap kokoh bertahan dari masa ke masa. Bahkan, menjadi sebuah kekuatan Bangsa Indonesia, termasuk bagi para diaspora di Jerman.
“Dengan Pancasila, Bangsa Indonesia tetap utuh dan mampu bertahan dalam kesatuan meski terjadi dinamika politik dunia. Berakhirnya Perang Dingin pada 1991 telah meruntuhkan Uni Soviet dan Yugoslavia. Arab Spring pada 2011 membuat banyak negara-negara Arab Timur Tengah bubar dan dilanda perang saudara. Namun di tengah gejolak politik dunia itu, Indonesia tetap utuh dengan Pancasila dan NKRI-nya,” imbuhnya.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Jerman Utara, khususnya pemuda yang belajar dan bekerja (ausbildung dan aupair) kerap mengalami depresi karena culture shock . Ditambah kurangnya sistem pendukung (support system) untuk membantu mereka menghadapi situasi berbeda dengan Tanah Air.
Setidaknya ada 6.655 WNI di wilayah kerja KJRI Hamburg yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pasca-Covid-19 semakin membuat kehidupan di Jerman bergerak cepat yang berdampak pada kerekatan masyarakat dan perasaan kebangsaan menurun.
Djumala pun menguatkan para WNI agar selalu berpegang teguh kepada Pancasila agar saling bergotong royong dalam menyelesaikan berbagai persoalan selama tinggal di negara lain.