JAKARTA - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) masih terus berfokus pada sidang lanjutan perkara dugaan korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022 dengan terdakwa Harvey Moeis.
Agenda sidang untuk terdakwa Harvey Moeis masih lanjutan pemeriksaan saksi-saksi. Dari persidangan terakhir, banyak fakta-fakta menarik yang terungkap. Salah satunya, soal kondisi perekonomian di Bangka Belitung (Babel) yang semakin memburuk sejak adanya pengusutan korupsi timah.
Hal itu terungkap saat tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) menghadirkan saksi seorang Pengepul pasir timah, Suyatno alias Asui pada Kamis, 12 September 2024. Saksi Asui menyebut ekonomi Bangka Belitung saat ini hancur karena disebabkan turunnya harga timah.
"Dengan adanya (pengusutan korupsi timah) di tahun 2024 ini, bagaimana sebenarnya kondisi yang terjadi di lapangan atau di daerah sana (Bangka Belitung) seperti apa," tanya salah satu Penasihat Hukum Harvey Moeis kepada Asui.
"Sekarang ekonominya di Bangka Belitung sangat hancur Pak, ekonominya. kayak jadi kemarin, agak hancur. Karena pada harga timah itu sudah harga hancur semua Pak," jawab Asui.
"Sudah banyak yang enggak kerja pak," tambah Asui.
Sementara itu, saksi lainnya, yakni Marzoshin juga menjelaskan bahwa saat ini kondisi pasar yang menjadi tempat transaksi jual beli timah sudah sepi pembeli. "Kalau keluhan dari teman-teman yang berdagang sepi pak. Pasar juga sepi pak," kata Marzoshin.
Merujuk pada Badan Pusar Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung, perekonomian mengalami kontraksi yang signifikan pada triwulan I tahun 2024, dengan penurunan sebesar 7,24 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (Q-to-Q). Faktor utama yang menjadi penurunan tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian,
Sektor pertambangan dan penggalian yang terkontraksi sebesar 10,09 persen (Y-on-Y) pada triwulan I-2024, melanjutkan tren penurunan dari triwulan sebelumnya. Ekspor luar negeri juga mengalami penurunan drastis sebesar 38,74 persen (Y-on-Y) pada triwulan I-2024, yang berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 8,19 persen.
Tidak ada ekspor komoditas logam timah dari provinsi ini selama periode tersebut, dengan penurunan ekspor timah mencapai 62,73 persen (Y-on-Y).