Ketum Partai Demokrat itu menyebut sekeluarga saat itu tinggal di sebuah rumah dinas di kawasan Dili, Timor-Timur. Ia enggan terjebak masa lalu memilih warga negara bukan suatu yang enteng.
"Saya sekeluarga tinggal di Dili. Saya masih ingat rumah dinasnya itu di Jalan Ameriko Thomas. Batalyonnya Taibesi, bandaranya Komoro. Tetapi kita tidak boleh terjebak di masa lalu. Kita lihat hari ini dan ke depan, tapi tidak boleh melupakan masa lalu. Karena tanpa masa lalu tidak ada kita hari ini. Tidak ada masa depan Indonesia juga. Tanpa mengapresiasi masa lalu," ujarnya.
"Banyak prajurit-prajurit kita dulu gugur di medan pertempuran. Dan ketika Sejarah menakdirkan, harus memilih, harus memilih sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan. Memilih kewarganegaraan. Bukan sesuatu yang enteng-enteng begitu saja. Tapi, harus didorong oleh keyakinan bahwa dengan memilih kewarganegaraan, kita bisa mendapatkan hak-hak kita sebagai warga negara,"pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )