BEIRUT – Alat komunikasi nirkabel pager dan walkie talkie yang meledak di Lebanon telah menarik perhatian dan menjadi pembicaraan dunia. Ada pertanyaan luas bagaimana alat itu dibuat dan bagaimana cara meledakknya.
Menurut informasi dari sumber intelijen Amerika Serikat (AS) Israel telibat dalam pembuatan pager yang meledak itu. Sumber tersebut menjelaskan bahwa perencanaan Israel untuk jenis penetrasi rantai pasokan ini berlanjut selama sekira 15 tahun.
Sebelumnya, media telah melaporkan bahwa badan intelijen Israel (Mossad) berada di balik pemasangan bom pada perangkat "Pager" dengan bahan peledak.
Sumber Amerika tersebut menambahkan kepada ABC News bahwa "perencanaan serangan itu melibatkan perusahaan-perusahaan palsu," dengan apa yang ia gambarkan sebagai "berbagai lapisan perwira intelijen Israel," yang menunjukkan bahwa "beberapa dari mereka yang terlibat dalam pembuatan tidak tahu untuk siapa mereka bekerja."
Menurut New York Times, sekira 3 gram bahan peledak dan sakelar start jarak jauh ditanam di pager yang meledak.
Sumber Amerika menyatakan bahwa Badan Intelijen Pusat (CIA) telah lama enggan menggunakan taktik ini, karena “risiko bagi warga sipil sangat tinggi.”
Sumber Lebanon yang mengetahui komponen walkie-talkie yang digunakan Hizbullah, yang meledak minggu ini, mengatakan kepada Reuters bahwa baterai perangkat ini dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak. Sumber tersebut menyatakan bahwa cara bahan peledak ditanam di baterai membuatnya sangat sulit dideteksi.
Pihak berwenang di Taiwan dan Bulgaria pada Jumat, (20/9/2024) membantah keterlibatan mereka dalam rantai pasokan ribuan walkie-talkie dan pager yang meledak pada Selasa, (17/9/2024) di Lebanon. Belum jelas bagaimana atau kapan perangkat komunikasi tersebut dipasangi jebakan sehingga dapat diledakkan dari jarak jauh.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini diperlukan penyelidikan di Taiwan, Bulgaria, Norwegia, dan Rumania.