BEIRUT – Israel harus menempuh banyak langkah sebelum sampai pada keputusan serangan darat ke Lebanon pada Selasa (1/10/2024) pagi waktu setempat. Invasi darat Israel ke Lebanon ini menyusul ledakan mematikan pager Hizbullah yang dipasangi bom, serangan udara selama dua minggu, dan pembunuhan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9/2024), yang memberikan pukulan terberat bagi kelompok tersebut dalam beberapa dekade.
Menurut pemerintah Lebanon, serangan udara intensif tersebut telah menewaskan beberapa komandan Hizbullah tetapi juga menewaskan sekitar 1.000 warga sipil dan memaksa satu juta orang meninggalkan rumah mereka.
Militer Israel telah melancarkan apa yang disebutnya sebagai serangan darat terbatas dan terlokalisasi di Lebanon selatan terhadap kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.
"Target-target ini berlokasi di desa-desa yang dekat dengan perbatasan dan menimbulkan ancaman langsung bagi masyarakat Israel di Israel utara," kata militer Israel di media sosial pada Senin (30/9/2024) malam.
Dilaporkan bahwa angkatan udara dan artileri Israel mendukung pasukan darat dengan serangan tepat sasaran terhadap target militer di daerah tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, Wakil Pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa pasukan perlawanan siap untuk pertempuran darat. Itu terjadi meskipun ada serangkaian serangan Israel yang menghancurkan terhadap para pemimpin dan anggota Hizbullah dalam beberapa minggu terakhir.