Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Situasi Junta Militer Myanmar Buat China Khawatir, Ada Apa?

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 04 Oktober 2024 |16:28 WIB
Situasi Junta Militer Myanmar Buat China Khawatir, Ada Apa?
Militer Myanmar. (Foto: Reuters)
A
A
A

Dalam pertempuran melawan pemberontak, seluruh unit militer Myanmar telah memilih untuk menyerah atau melarikan diri di banyak tempat. Kekalahannya yang memalukan di tangan pemberontak terus berlanjut.

Setelah kehilangan kendali atas wilayah di Negara Bagian Shan utara yang dekat perbatasan China tahun lalu, militer Myanmar mengalami kekalahan lagi dari Tentara Arakan di Negara Bagian Rakhine utara dan tengah pada awal 2024. Kekalahan itu membuat junta Myanmar kehilangan kendali atas wilayah dekat perbatasan Bangladesh dan Samudra Hindia.

April lalu, Tentara Pembebasan Nasional Karen telah memaksa ratusan personel militer Myanmar, yang menjaga kota Myawaddy, menyerah. Menurut laporan BBC, sebagian besar perdagangan darat Myanmar dengan Thailand dilakukan melewati Myawaddy.

Kerja Sama Militer China dan Junta Myanmar

Menurut The Irrawaddy, portal berita yang dikelola para pengungsi Myanmar di Thailand, dua pasukan etnis—TNLA dan MNDAA — telah menguasai lebih dari 12 kota, sebagian besar di Negara Bagian Shan utara, sejak melancarkan serangan besar terhadap junta pada Oktober 2023.

Bahkan lembaga-lembaga utama militer Myanmar di Naypyidaw dan PyinOo Lewin tidak dapat diamankan dari serangan pemberontak. Akademi penting militer, Akademi Layanan Pertahanan (DSA) di Kotapraja PyinOo Lewin telah diserang oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dengan roket pada April tahun ini.

Pada4 April, PDF melakukan serangan terkoordinasi melalui pesawat nirawak (drone), yang menargetkan markas komando militer dan Pangkalan Udara Aye Lar di Naypyidaw, benteng junta.

Perlu diingat bahwa China telah menjadi pemasok utama senjata dan amunisi bagi militer Myanmar. Setelah menghadapi kemunduran di Negara Bagian Shan utara, Wilayah Mandalay, dan Negara Bagian Rakhine, junta Myanmar, menurut The Irrawaddy, mengirim pejabat pertahanan seniornya ke China untuk membahas pengiriman segera perangkat keras dan amunisi militer yang dibutuhkan.

Pada Juli, junta Myanmar mengirim Soe Win, wakil pemimpin rezim militer, untuk menghadiri Forum Pembangunan Hijau Organisasi Kerja Sama Shanghai. Namun, diyakini bahwa alasan utama kunjungannya adalah untuk "mengurus lebih banyak masalah militer seperti mengatur pembelian dan pengiriman senjata," dari China, menurut laporan The Irrawaddy.

Meski beberapa media internasional mengatakan bahwa China segera mengirimkan gelombang pertama perangkat keras militer ke Myanmar, sejaauh ini belum ada konfirmasi resmi terkait laporan tersebut.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement