Lalu bagaimana mereka menemukan posisi dan waktu yang tepat? Ada peran mata mata Iran yang memberi tahu Israel tentang lokasi Nasrallah. Seorang mata mata Iran memberi tahu Israel kapan Nasrallah akan tiba di markas besar Hizbullah, sementara jet F-35 milik negara Yahudi itu menunggu di wilayah udara Lebanon karena "tidak ingin kehilangan target mereka," kata sebuah sumber dikutip firstpost.
Begitu, Nasrallah tiba di markas besar tak lama setelah menghadiri pemakaman Mohammed Hussein Srour, sebuah video militer menunjukkan jet F15 lepas landas dari Pangkalan Udara Hatzerim di Israel selatan pada hari Jumat untuk melaksanakan operasi tersebut.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan kepada media, “Kami memiliki intelijen waktu nyata, sebuah peluang, sebuah peluang operasional yang memungkinkan kami untuk melakukan serangan ini.” Militer menyebut operasi itu “Tatanan Baru”.
Bahkan, pasukan udara Israel tidak mengetahui rencana tersebut sampai menjelang eksekusi dilakukan. Kepala skuadron angkatan udara Israel yang melakukan serangan itu mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa para pilot diberi rincian target hanya beberapa saat sebelum lepas landas.
"Para pilot tidak tahu apa targetnya pada hari-hari ketika (serangan) itu direncanakan," kata perwira yang hanya diidentifikasi sebagai Letnan Kolonel M. "Kami memaparkan target kepada tim hanya beberapa jam sebelum melaksanakannya dan mereka mengerti apa yang mereka tuju."
Begitu ada kepastian, Brigjen Amichai Levine, komandan Pangkalan Udara Hatzerim menyebut seratus amunisi digunakan, dengan pesawat pengebom menjatuhkannya setiap dua detik dengan presisi sempurna tentang operasi tersebut.
Hasilnya, awan asap oranye menyelimuti Beirut. Itulah akhir hidup Nasrallah. Serangan udara meninggalkan kawah dengan lebar hingga 16 kaki. Meninggalnya Nasrallah menjadi kemenangan besar Israel.
(Maruf El Rumi)