Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Iron Dome Isrel Dijebol Hizbullah, AS Kirim Bantuan

Maruf El Rumi , Jurnalis-Senin, 14 Oktober 2024 |06:45 WIB
Iron Dome Isrel Dijebol Hizbullah, AS Kirim Bantuan
Amerika Serikat (AS) kirim bantuan ke Israel di tengah tekanan serangan Hizbullah. (Foto: US Army Europe/File)
A
A
A

WASHINGTON - Militer Israel tengah menyelidiki kenapa iron dome kebanggan mereka mulai terkesan rapuh. Serangan pesawat tak berawak Hizbullah yang berhasil masuk ke dalam dan menyebabkan korban tewas serta puluhan lainnya menjadi indikasi bagaimana perlindungan udara milik mereka teryata mulai bisa dijebol.  

Kebingungan itu disampaikan Juru bicara  IDF Laksamana Muda Daniel Hagari. Dia mengatakan militer akan menyelidiki bagaimana pesawat tak berawak itu bisa masuk tanpa membunyikan alarm di pangkalan.

"Kami akan belajar dari insiden itu dan menyelidikinya," katan Hagari dalam sebuah pernyataan video dari pangkalan itu dikutip Times of Israel. "Ancaman UAV adalah ancaman yang telah kami hadapi sejak awal perang. Kami perlu meningkatkan pertahanan kami," tambahnya.

Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembakkan puluhan roket ke kota Nahariya dan Acre di Israel utara untuk menyerang sistem pertahanan udara Israel, sementara secara bersamaan meluncurkan serangan pesawat tak berawak.

“Pesawat tak berawak ini berhasil menembus radar pertahanan Israel tanpa terdeteksi dan mencapai targetnya di kamp pelatihan Brigade elit Golani di Binyamina,” kata Hizbullah. 

 

Pada saat bersama, Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa Washington akan mengirim baterai pertahanan udara canggih ke Israel. Mayor Jenderal Pat Ryder, juru bicara Pentagon, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengizinkan pengerahan baterai THAAD atas arahan Presiden Joe Biden.

Ryder mengatakan sistem itu akan membantu memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal Iran terhadap Israel pada bulan April dan Oktober. THAAD dianggap sebagai sistem pelengkap sistem Patriot tetapi dapat mempertahankan wilayah yang lebih luas, mampu menyerang target pada jarak 150-200 kilometer (93-124 mil).

Setiap baterai terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk, 48 pencegat, peralatan radio dan radar, dan membutuhkan 95 tentara untuk mengoperasikannya. “Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel, dan untuk membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran,” kata Ryder.
 

(Maruf El Rumi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement