GAZA - Israel melancarkan serangan udara yang menghantam kompleks Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah pada Senin, (14/10/2024) yang menyebabkan kebakaran di tenda-tenda penampungan sementara pengungsi yang ada di sana. Serangan ini menyebabkan jatuhnya puluhan korban tewas dan terluka, serta memunculkan pemandangan mengerikan yang menggambarkan kekejaman zionis Israel.
Para saksi mata dalam serangan udara dan kebakaran di tenda rumah sakit tersebut mengungkapkan kengerian dan ketidakberdayaan mereka saat melihat orang-orang terluka dan tewas dalam kobaran api.
Berbicara kepada BBC, seorang ibu menyebutnya sebagai “salah satu pemandangan terburuk yang pernah kami saksikan”, sementara seorang anak perempuan yang terluka mengatakan dia mendengar teriakan ketika orang-orang merobohkan tenda mereka untuk mengeluarkan mereka. Seorang pria mengatakan dia "putus asa" karena dia "tidak dapat melakukan apa pun" untuk membantu mereka yang terbakar hingga tewas.
Setidaknya empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Sebuah rekaman dari lokasi kebakaran yang telah diverifikasi BBC memperlihatkan seorang pemuda yang terbakar. Rekaman lain memperlihatkan orang-orang bergegas memadamkan api di tengah jeritan dan ledakan yang mengirimkan bola api ke langit malam.
Juru Bicara Militer Israel Avichay Adraee mengatakan angkatan udara melakukan serangan terhadap “pusat komando dan kendali” yang digunakan oleh Hamas, tanpa memberikan bukti. Namun, Badan Amal Dokter Tanpa Batas (MSF), yang memiliki staf yang bekerja di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, mengatakan kepada BBC “mereka tidak mengetahui” tentang pusat Hamas dan mengatakan “rumah sakit tersebut berfungsi seperti rumah sakit.”
“Orang-orang – perempuan, laki-laki dan anak-anak – melarikan diri dari kobaran api sambil berteriak,” kata Madi. “Beberapa dari mereka masih terbakar, tubuhnya terbakar saat berlari. Mengerikan, mengerikan,… sulit dipercaya,” kata Madi, (37), seorang saksi mata kepada Al Jazeera.
“Kemana kita harus pergi? Ini hampir musim dingin. Apakah tidak ada yang bisa menghentikan bencana ini terhadap kita?”
Hiba Radi, seorang ibu yang tinggal di tenda di belakang rumah sakit, mengatakan kepada pekerja lepas BBC di Gaza bahwa dia terbangun karena suara “ledakan dan kebakaran yang terjadi di sekitar tenda.”
“Ada ledakan di mana-mana, dan kami terkejut apakah itu gas atau senjata,” katanya.
“Ini adalah salah satu pemandangan terburuk yang pernah kami saksikan dan alami,” tambahnya. “Kami belum pernah melihat kehancuran seperti ini sebelumnya. Ini sulit, sangat sulit.”
Pemandangan mengerikan tersebut juga memicu kecaman dari dunia internasional, di antaranya dari badan urusan kemanusiaan PBB dan Amerika Serikat (AS), yang mendesak Israel segera mengambil langkah untuk menghentikan kekejaman dan menghindari jatuhnya korban warga sipil.
"Gambar dan video yang menunjukkan warga sipil yang terlantar terbakar hidup-hidup setelah serangan udara Israel sangat meresahkan dan kami telah menyampaikan keprihatinan kami dengan jelas kepada pemerintah Israel," kata juru bicara Gedung Putih kepada CBS.
“Israel mempunyai tanggung jawab untuk berbuat lebih banyak guna menghindari jatuhnya korban sipil – dan apa yang terjadi di sini sungguh mengerikan, bahkan jika Hamas beroperasi di dekat rumah sakit dalam upaya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.”
Pada Selasa, (15/10/2024) mengungkapkan bahwa jumlah korban dari serangan tersebut lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya, dengan lima orang tewas dan 65 lainnya terluka. Jasad korban tewas terlihat dalam keadaan terbakar ketika dievakuasi dari lokasi serangan.
Pasukan Israel secara rutin menyerang fasilitas medis di Gaza sejak serangan dimulai lebih dari setahun yang lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka berulang kali menyerang tempat penampungan dan tenda-tenda yang ramai, dan menuduh kelompok bersenjatalah yang memanfaatkannya.
Kantor Media Gaza mengatakan ini adalah ketujuh kalinya tahun ini Israel menyerang halaman Rumah Sakit Al-Aqsa dan yang ketiga dalam beberapa minggu terakhir, menewaskan warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Serangan terhadap Rumah Sakit Martir Al-Aqsa terjadi setelah setidaknya 22 orang tewas dan 80 lainnya terluka pada Minggu, (13/10/2024) malam ketika tank-tank Israel menembaki sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Nuseirat, juga di Gaza tengah.
Israel melancarkan serangannya ke Gaza setelah Hamas memimpin serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 lainnya.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai sekitar 98.400 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
(Rahman Asmardika)