Menurutnya, karya jurnalistik televisi harus adu cepat dengan digital. "Publik tidak lagi butuh berita yang biasa, tapi butuh berita yang mendalam. Jangan pernah berhenti berkarya untuk Indonesia. Ini tantangan," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Prabu Revolusi mengatakan, pers harus tetap ada dan sangat dibutuhkan masyarakat.
"Masyarakat dapat konfirmasinya dari media mainstream. Nilai-nilai jurnalisme tidak boleh hilang," kata Prabu.
Meski kondisi media televisi sedang tidak baik-baik saja, namun karya jurnalistik yang dihasilkan jurnalis televisi tetap harus terjaga.
"Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa ada pers," sambungnya.