Sesampai di lapangan Bubat, rombongan pengantin Sunda tersebut ditemui oleh pasukan Bhayangkara di bawah komando Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada. Pada pertemuan itu, Maharaja Linggabuana Wisesa dan Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada melakukan diplomasi.
Dalam diplomasi tersebut, Linggabuana Wisesa menolak permintaan Gajah Mada agar Dyah Pitaloka diserahkan kepada Hayam Wuruk bukan sebagai pengantin, melainkan sebagai tanda takluk Sunda pada Majapahit. Akibatnya terjadi benturan kepentingan keduanya yang berujung pada perang. Perang inilah yang disebut Perang Bubat, sebagaimana nama lapangan tempat pertemuan kedua pasukan ini.
Perang yang terjadi antara rombongan pengiring pengantin Sunda dan pasukan Bhayangkara Majapahit tidak berlangsung seimbang. Di ujung perang, Maharaja Linggabuana Wisesa, permaisuri, dan beserta rombongannya tewas. Mengetahui ayah dan ibunya meninggal, Dyah Pitaloka Citraresmi bunuh diri.
(Awaludin)