Isu lain adalah terkait kecanduan media sosial yang berdampak pada menurunnya produktivitas dan fokus pada remaja dan generasi muda. Studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychiatry menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan berdampak negatif pada prestasi remaja di sekolah, serta perilaku interpersonal mereka.
Itu hanyalah sebagian dari dampak buruk media sosial, yang belum termasuk kekhawatiran terkait privasi dan penyebaran data pribadi, hingga insomnia dan gangguan tidur.
Meski tidak diragukan bahwa media sosial juga memiliki dampak positif pada anak dan remaja seperti memperluas jejaring hubungan, hingga menjadi fasilitas belajar dan pendidikan yang cukup efektif, penggunaan yang berlebihan perlu untuk dicegah.
Pembatasan Media Sosial
Selain Australia, sejumlah negara telah berjanji untuk mengekang penggunaan media sosial oleh anak-anak melalui undang-undang. Namun, Sejauh ini tidak ada yurisdiksi yang mencoba menggunakan metode verifikasi usia seperti biometrik atau identifikasi pemerintah untuk memberlakukan batas usia penggunaan media sosial.
Prancis tahun lalu mengusulkan larangan media sosial bagi mereka yang berusia di bawah 15 tahun, meskipun pengguna dapat menghindari larangan tersebut dengan izin orang tua.
Amerika Serikat selama beberapa dekade telah mewajibkan perusahaan teknologi untuk meminta izin orang tua untuk mengakses data anak-anak di bawah 13 tahun, yang menyebabkan sebagian besar platform media sosial melarang mereka yang berusia di bawah tersebut untuk mengakses layanan mereka.
Albanese mengatakan bahwa undang-undang pelarangan media sosial ini akan diperkenalkan ke parlemen Australia tahun ini, dan undang-undang tersebut akan mulai berlaku 12 bulan setelah diratifikasi oleh anggota parlemen. Dukungan terhadap aturan ini telah datang dari kubu Partai Buruh Albanese dan pihak oposisi Partai Liberal.
Undang-undang ini juga tidak akan memberikan pengecualian bagi anak-anak yang memiliki izin orang tua, atau yang sudah memiliki akun media sosial.
"Tanggung jawab akan berada pada platform media sosial untuk menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mencegah akses," kata Albanese. "Tanggung jawab tidak akan berada pada orang tua atau kaum muda."