Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Quraish Shihab Ungkap Pentingnya Jaga Toleransi dan Kelestarian Alam

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Senin, 11 November 2024 |18:10 WIB
Quraish Shihab Ungkap Pentingnya Jaga Toleransi dan Kelestarian Alam
Pendiri dan anggota MHM M Quraish Shihab/Antara
A
A
A

JAKARTA - Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia menggelar dialog menjaga toleransi dan kelestarian alam. Dialog ini diadakan dalam menyambut Hari Toleransi Internasional sekaligus menyongsong penyelenggaraan Conference of the Parties ke-29 (COP29) di Baku, Azerbaijan.

Pendiri dan anggota MHM M Quraish Shihab, menjelaskan bahwa ada sejumlah orang yang salah paham dalam memahami toleransi karena menerjemahkannya dengan mengalah. Padahal, toleransi bukan berarti mengalah. Toleransi seperti orang yang berjabatan tangan.

“Anda mengulurkan tangan lalu memegang tangan orang lain. Saling menyentuh tangan. Sehingga manfaat toleransi dirasakan dua pihak. Jadi bukan mengalah. Kita berjalan seiring,” ujar Quraish di Jakarta, Senin (11/11/2024).

“Kita ingin menekankan bahwa perbedaan itu keniscayaan. Kalau tidak berbeda kita tidak bisa hidup. Tuhan mau kita berbeda. Maka jangan jadikan perbedaan alasan untuk tidak bekerja sama,”lanjutnya.

MHM kata Quraish, didirikan bukan untuk memadamkan kebakaran tapi mencegah kebakaran. Salah satu kegiatan MHM adalah menyebarkan toleransi. Sebab, tanpa toleransi, bisa terjadi kebakaran. “Kegiatan MHM lainnya adalah meluruskan kesalahpahaman, serta membangun kerja sama positif antar umat manusia,”ungkapnya.

Sementara terkait pelestarian alam, dia menegaskan, bahwa itu menjadi tanggung jawab setiap individu. Tugas ulama dan tokoh agama dalam konteks pelestarian lingkungan adalah ikut serta menyadarkan masyarakat bahwa alam adalah titipan Tuhan untuk dilestarikan. “Setiap gangguan terhadap alam bertentangan dengan perintah Tuhan,” tegasnya.

Dikatakannya, MHM mendorong penulis dan khatib untuk memperkaya pengetahuan masyarakat tentang pandangan agama menyangkut pelestarisn lingkungan. Hal itu tentu tidak hanya dalam bentuk ceramah, mengaitkan kewajiban melesrarikan lingkungan dengan hak yang bersifat ajaran agama semata.

“Tapi ada tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan walaupun bukan atas nama agama tapi ilmu pengetahuan yang dapat menghambat pemanasan global. Misalnya, jangan memakai plastik atau semua kegiatan yang mengarah kepada pelestarian lingkungan,” terangnya.

“Banyak hal yang dapat dilakukan. Itu bukan hanya tugas ulama, tapi setiap individu di antara kita,” tutup Quraish Shihab.

 

Anggota Komite Eksekutif MHM Dr TGB M Zainul Majdi, menambahkan, toleransi sangat penting membangun budaya damai. Hal itu tidak bisa dilakukan dengan memelihara eksklusivitas, tapi harus membuka ruang dialog. Aksi itu antara lain tercermin dari penandatanganan dokumen persaudaraan manusia oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.

“Itu dokumen paling kuat antara tokoh tertinggi dunia muslim dan tertinggi di dunia katolik yang menunjukkan komitmen bertoleransi, bekerja sama, bukan untuk kepentingan umatnya masing-masing saja, tapi untuk umat manusia,” sebutnya

“Toleransi tidak terbatas saling menghormati, tapi juga bekerja sama dalam isu konkrit terkait umat manusia. MHM concern dengan isu perubahan iklim,”pungkasnya.

Direktur MHM kantor cabang Indonesia Muchlis M Hanafi menggarisbawahi sejumlah aksi lokal yang dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat yang mengedepankan semangat persaudaraan. MHM berupaya menjelaskan tentang praktik baik toleransi di Indonesia. Menurut Muchlis, Zayed Award for Human Fraternity yang diberikan kepada NU dan Muhammadiyah pada Februari 2024 menjadi bentuk pengakuan atas praktik baik Indonesia.

“Para tokoh agama dunia melihat praktik baik toleransi di Indonesia, tentang peran lembaga keagamaan dalam membangun masyarakat yang damai dan itu direpresentasikan oleh NU dan Muhanmadiyah,”tutup Muchlis.

Sekadar diketahui, Majelis Hukama Muslimin (MHM) merupakan sebuah lembaga lintas negara yang bersifat independen, didirikan pada 2014 di Abu Dhabi. MHM memiliki tujuan mempromosikan perdamaian dan kehidupan damai pada masyarakat muslim dan masyarakat nonmuslim, menyebarkan dan menguatkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan koeksistensi (hidup berdampingan secara rukun dan damai). Sejak 2021, telah dibuka MHM kantor cabang Indonesia, yang diawali sebagai kantor virtual dan selanjutnya diresmikan berkantor di Jakarta pada Oktober 2023.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement