Putri Mikasa juga terlibat aktif dalam kegiatan sosial. Ia menjabat sebagai wakil presiden kehormatan Palang Merah Jepang dan menjadi presiden Yayasan Hadiah Kekaisaran Boshi-Aiiku-Kai, yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak, dari 1948 hingga 2010.
Namun, tragedi kembali menyelimuti kehidupannya. Ketiga putra Putri Mikasa, yaitu Pangeran Tomohito, Pangeran Katsura, dan Pangeran Takamado meninggal lebih dulu darinya, masing-masing pada 2012, 2014, dan 2002.
Hanya tiga cucu perempuan yang masih mempertahankan gelar kekaisaran. Dua cucu lainnya, Putri Noriko dan Putri Ayako, melepaskan status kekaisaran mereka setelah menikah dengan rakyat biasa pada 2014 dan 2018, sesuai aturan yang melarang perempuan dalam keluarga kekaisaran mempertahankan status mereka jika menikah dengan orang di luar keluarga kekaisaran.
Seiring berkurangnya anggota keluarga kekaisaran Jepang yang tersisa menjadi hanya 16 orang. Penerus takhta muda yang tersisa adalah Pangeran Hisahito, keponakan Kaisar Naruhito yang masih berusia 18 tahun. Sementara itu, anak perempuan Kaisar, Putri Aiko, tidak dapat naik takhta sesuai dengan Hukum Rumah Tangga Kekaisaran yang berlaku sejak 1947.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran akan mengatur prosesi pemakaman Putri Mikasa, sebagai penghormatan terakhir bagi sosok yang dianggap telah memberikan kontribusi besar, baik untuk keluarga kekaisaran maupun masyarakat Jepang.
(Rahman Asmardika)