Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Trump Terpilih Jadi Presiden AS Buat China Khawatir Dihajar Tarif Dagang Gila-gilaan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 20 November 2024 |10:05 WIB
Trump Terpilih Jadi Presiden AS Buat China Khawatir Dihajar Tarif Dagang Gila-gilaan
Presiden Terpilih AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. (Foto: AP)
A
A
A

“Ini melanggar aturan WTO, dan hanya akan merugikan kepentingan bersama kedua negara, serta mengganggu ekonomi global. Kami mendesak anggota Kongres AS tertentu untuk sungguh-sungguh mematuhi aturan WTO dan berhenti mengatakan atau melakukan apa pun yang tidak menguntungkan siapa pun,” ungkapnya.

Namun, dadu sudah dilempar. Trump akan memimpin Amerika dan dia telah memberi tahu dunia tentang rencananya untuk China. Dia akan melaksanakan agenda yang menurutnya dapat berfungsi sebagai benteng terhadap "ancaman yang tidak biasa dan luar biasa" terhadap ekonomi AS atau keamanan nasional negaranya.

Menurut laporan The Wall Street Journal, Robert Lighthizer, yang pernah memainkan peran penting dalam perang dagang Trump dengan China selama masa jabatan presiden pertamanya, akan dilantik ke dalam kabinet Trump lagi. Dia telah membantu Trump dalam mengenakan tarif pada barang-barang China senilai USD380 miliar, kata WSJ, memberikan petunjuk luas bahwa hari-hari mendatang tidak akan menguntungkan bagi China di bawah Presiden ke-47 AS.

Sudah ada kekhawatiran tentang kemungkinan perusahaan-perusahaan Amerika, Eropa, dan Jepang, yang sibuk mendiversifikasi basis manufaktur mereka dan memperkuat rantai pasokan mereka di luar China sejak pandemi Covid-19, mempercepat pelarian mereka dari wilayah China di bawah pemerintahan Trump, kata para ahli.

Penurunan FDI

Tahun ini, perusahaan asing yang telah menarik operasinya dari China termasuk produsen mobil Nissan Motor Co. dan Volkswagen AG, bersama dengan Konica Minolta Inc dan Nippon Steel Corp. Perusahaan International Business Machines Corp (IBM) asal AS telah mengumumkan penutupan penelitian dan pengembangannya di China; hal ini akan berdampak pada sekitar 1.000 karyawan.

Meski ada beberapa alasan di balik keputusan IBM untuk pindah dari China, tidak boleh dilupakan bahwa AS telah meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang terlibat dalam bisnis di ekonomi terbesar kedua di dunia, terutama di bidang-bidang strategis seperti kecerdasan buatan (AI).

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement