Bagian yang menyedihkan dari strategi de-risk AS adalah bahwa strategi tersebut akan menjadi lebih tajam di bawah rezim Trump karena ada kemungkinan Washington membatasi aliran teknologi dari Amerika, Eropa atau Jepang ke China, yang akan merusak ambisi Beijing untuk menjadi pemimpin AI global di tahun 2030.
Di atas segalanya, perusahaan asing menunjukkan keengganan untuk melakukan investasi baru di China dan hal itu dapat dilihat dari terus merosotnya Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) di negara tersebut.
FDI turun sekitar USD13 miliar di China selama sembilan bulan pertama tahun 2024, menurut data dari Administrasi Valuta Asing Negara China. Bahkan perusahaan-perusahaan China khawatir dengan prospek mereka.
Menurut South China Morning Post, permintaan perusahaan-perusahaan China untuk pabrik dan ruang kantor di Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya telah meningkat sejak Donald Trump dipilih kembali oleh warga AS untuk menjadi presiden.
(Rahman Asmardika)