BEIRUT - Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran ke Israel pada Minggu, (24/11/2024) yang menargetkan fasilitas militer di Tel Aviv, menggunakan roket dan drone. Ini dilakukan Hizbullah sehari setelah serangan udara Israel menewaskan setidaknya 29 orang di Beirut, Lebanon.
Militer Israel melaporkan sirene serangan udara di wilayah tengah dan utara pada Minggu pagi, termasuk pinggiran kota Tel Aviv. Militer mengatakan telah mencegat sejumlah proyektil yang ditembakkan ke Israel utara, dan menambahkan bahwa 250 proyektil telah ditembakkan dari Lebanon.
Radio militer Israel melaporkan bahwa '340 rudal' telah diluncurkan dari Lebanon, demikian dilansir Al Jazeera.
Serangan tersebut melukai setidaknya 11 orang, termasuk seorang pria dalam kondisi "sedang hingga serius", menurut badan medis.
Hizbullah menembakkan roket ke sasaran di jantung Israel, di Petah Tikva, Nahariya, dan Haifa. Menurut tentara Israel, ratusan roket dan proyektil ditembakkan dari Lebanon ke seluruh Israel.
Kerusakan parah dilaporkan terjadi dalam beberapa dampak langsung yang mencakup dua instalasi militer. Mobil-mobil terbakar dan bangunan-bangunan rusak berat.
Warga di daerah terpadat di Israel berlindung di tempat perlindungan dan ruang aman.
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang canggih gagal mencegat semua roket. Beberapa orang dirawat karena luka-luka. Setidaknya satu orang digambarkan mengalami luka serius.
Roket terus berjatuhan di malam hari, dengan pecahan peluru mencapai Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki – di mana tidak ada tempat perlindungan atau sirene.
Beberapa orang terluka di kamp pengungsi Tulkarem dan bangunan-bangunan mengalami kerusakan.
Serangan itu terjadi sehari setelah Israel menewaskan sedikitnya 29 orang dalam serangan di pusat kota Beirut. Setidaknya 66 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Publik Lebanon.
Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 40 tentara Lebanon, meskipun militer sebagian besar tidak ikut campur dalam perang Israel melawan Hizbullah.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel, yang mengatakan serangan sebelumnya terhadap pasukan Lebanon adalah tidak disengaja dan mereka bukan target kampanye melawan Hizbullah.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 3.500 orang di Lebanon, menurut kementerian tersebut. Pertempuran tersebut telah menyebabkan sekira 1,2 juta orang, atau seperempat dari populasi Lebanon, mengungsi.
Di pihak Israel, sekira 90 tentara dan hampir 50 warga sipil telah tewas akibat pemboman di Israel utara dan dalam pertempuran setelah invasi darat Israel pada awal Oktober. Sekitar 60.000 warga Israel telah mengungsi dari wilayah utara negara itu sejak 7 Oktober 2023.
(Rahman Asmardika)