"Kalau (judi) konvensional misalnya anda pergi kasino, itu kan mengganggu identitas diri anda, saya harus datang, nanti dilihat orang, waduh dan sebagainya. Nah ini (judol) anda bisa melakukan dari kamar, dari rumah, orang di luar tetap melihat anda sebagai orang yang baik, katakanlah normatif dan sebagainya Tetapi di dunia digital, anda bisa menjadi siapapun
Kendati begitu, Nael menilai, masalah judol ini semakin besar lantaran tak ada lembaga negara khusus yang menanganinya. Nael pun menilai, negara membiarkan korban judol ini untuk mengatasi masalahnya sendiri.
"Nah masalahnya yang menjadi berarti adalah saya pikir saat ini negara belum hadir untuk kemudian mereka yang mengalami masalah ini. Karena apa? Dia mau lari kemana? Adakah iklan masyarakat, oke kalau Anda sudah mengalami ini ayo datang kepada kami, datang ke BNN misalnya," tutur Nael.
"Mereka dibiarkan untuk mengatasi isunya sendiri, Dan isunya ini kalau kita lihat mulai dari ekonominya, mulai dari psikologisnya itu dibiarkan untuk mengatasi sendiri. Nah ini saya pikir PR besar kita," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)