Rasa penasaran dan selalu ingin selalu menang terus menghantui mereka. Mengutip Mental Health Foundation, kemenangan ketika judi mempengaruhi bagian otak yang melepaskan dopamin. Hormon ini bisa menciptakan perasaan senang dan bahagia.
Namun, tentu saja perasaan tersebut hanyalah sementara. Jika mereka rugi saat bermain, efek psikologisnya bisa parah, mulai dari stres, gangguan kecemasan, depresi, hingga pikiran untuk bunuh diri.
Menurut para ahli, kecanduan judi online membutuhkan terapi khusus, sama seperti kecanduan narkoba atau alkohol.
3. Memicu Dampak Sosial dan Kriminalitas
Selain menghancurkan keluarga dan finansial, judi online juga membebani perekonomian nasional.
Salah satu dampak serius yang disoroti adalah munculnya korban judi online secara langsung berkaitan dengan potensi peningkatan jumlah orang miskin.
“Sebagian besar pelaku judi online adalah korban penipuan. Dari 8,8 juta orang yang terlibat, banyak yang akhirnya menjadi bagian dari kelompok miskin baru. Padahal, kita sedang berusaha keras mengentaskan kemiskinan ekstrem dan memberdayakan masyarakat,” ucap Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.
Selain itu, pelaku judi online juga kerap mengalami gangguan fisik dan psikis hingga membebani rumah sakit. Namun, korban ini belum sepenuhnya terakomodasi dalam klaim BPJS Kesehatan, terutama untuk kasus non-obat seperti kecanduan judi.
Banyak korban judi online yang pada akhirnya terjerat utang dan akhirnya mencari jalan pintas dengan melakukan tindak kriminal, seperti pencurian, penipuan, atau penggelapan dana perusahaan. Ini berdampak langsung pada stabilitas sosial masyarakat.
4. Gangguan dalam Hubungan Sosial
Para pemain judi online yang merasa stres biasanya cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar. Mereka lebih memikirkan nasib perjudiannya ketimbang kepedulian terhadap lingkungan sosial di sekitarnya, bersikap acuh tak acuh hingga malas berkomunikasi dengan orang lain.