Pihak berwenang telah beralih dari operasi penyelamatan ke operasi pemulihan jenazah dan karena kekuatan benturan, mereka tengah mencari mayat-mayat yang mungkin terlempar dari pesawat di daerah sekitar, imbuh Lee.
Kedua awak pesawat dirawat di rumah sakit dengan luka sedang hingga parah, kata kepala pusat kesehatan masyarakat setempat.
Beberapa jam setelah kecelakaan, kendaraan jenazah berbaris untuk membawa jenazah, dan pihak berwenang mengatakan kamar mayat sementara telah didirikan.
Kantor berita Yonhap mengutip seorang petugas pemadam kebakaran yang mengatakan sebagian besar dari 175 penumpang dan enam awak diduga tewas.
Kecelakaan itu adalah yang terburuk yang dialami maskapai penerbangan Korea Selatan sejak kecelakaan Korean Air pada 1997 di Guam yang menewaskan lebih dari 200 orang, menurut data kementerian transportasi.
Penyelidik sedang menyelidiki kemungkinan tabrakan burung dan kondisi cuaca sebagai faktor-faktor penyebab kecelakaan. Pernyataan otoritas bandara yang dikutip media menyebutkan bahwa tabrakan burung mungkin telah menyebabkan roda pendaratan tidak berfungsi.
Menara kontrol mengeluarkan peringatan tabrakan burung dan tak lama kemudian pilot mengumumkan sinyal darurat, kata seorang pejabat kementerian transportasi, tanpa menyebutkan apakah penerbangan itu mengatakan menabrak burung.
Sekira satu menit setelah panggilan mayday, pesawat itu melakukan upaya pendaratan yang nahas, kata pejabat itu.
Para penumpang termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi. Jet Boeing 737-800, yang dioperasikan oleh Jeju Air, diproduksi pada 2009, kata kementerian transportasi.