William Lyon Mackenzie King
King sudah menjabat sebagai Perdana Menteri selama hampir 22 tahun, dengan dua periode terpisah (1921–1926 dan 1926–1930) dan satu periode lainnya (1935–1948). Keputusan King untuk mundur datang setelah serangkaian masalah kesehatan dan keinginan untuk beristirahat setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan besar, terutama akibat Perang Dunia II dan tantangan dalam memimpin negara.
R.B. Bennett
Bennett, yang memimpin Partai Konservatif, menghadapi banyak kritik karena kebijakan-kebijakan ekonominya yang dianggap tidak cukup efektif untuk mengatasi dampak Depresi Besar. Pada Pemilu 1935, Partai Konservatif kalah telak dari Partai Liberal yang dipimpin oleh William Lyon Mackenzie King. Setelah kekalahan tersebut, Bennett mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Louis St. Laurent
Meskipun pemerintahannya berhasil dalam banyak aspek, termasuk pembangunan infrastruktur dan hubungan luar negeri, St. Laurent kalah dalam pemilu 1957 dari Partai Konservatif yang dipimpin oleh John Diefenbaker. Kekalahan ini terjadi setelah Partai Liberal kehilangan dukungan di beberapa wilayah, khususnya karena ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi dan pertahanan. Setelah kalah dalam pemilu, St. Laurent mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal dan Perdana Menteri
John Diefenbaker
Diefenbaker, yang dikenal karena kebijakan luar negeri yang berani dan upayanya dalam memperjuangkan hak-hak individu, menghadapi tantangan besar dalam masa pemerintahannya.
Meskipun pemerintahannya berhasil dalam beberapa hal, termasuk pengakuan hak asasi manusia dan peran Kanada dalam organisasi internasional, ia mengalami kesulitan dalam beberapa isu domestik, salah satunya terkait kebijakan ekonominya. Diefenbaker juga mengalami ketegangan dalam pemerintahannya mengenai masalah nuklir dan kebijakan pertahanan. Kemudian ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Kanada setelah kalah dalam Pemilu Federal 1963.
Lester B. Pearson
Selama masa pemerintahannya, Pearson dikenal karena kebijakan luar negeri yang progresif, peran Kanada dalam misi perdamaian internasional, serta pencapaian domestik seperti pengenalan sistem kesehatan nasional dan pengakuan hak asasi manusia. Namun, pada 1968, Pearson merasa bahwa kesehatan fisiknya mulai terganggu, dan ia memutuskan untuk mengundurkan diri untuk memberi kesempatan bagi pemimpin baru.