WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengumumkan bahwa ia telah berbicara dengan presiden Rusia, Vladimir Putin mengenai upaya mengakhiri perang di Ukraina, dalam sebuah wawancara khusus di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Minggu, (9/2/2025). Namun, Trump enggan mengungkapkan detail apa saja yang dibahas dalam panggilan telepon tersebut.
"Saya sudah melakukannya. Anggap saja saya sudah melakukannya. Dan saya berharap akan melakukan lebih banyak pembicaraan lagi. Kita harus mengakhiri perang itu,” kata Trump ketika ditanya wartawan, sebagaimana dilansir Reuters.
Ini menandai komunikasi resmi pertama antara presiden AS dan Putin sejak awal 2022.
Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang isi pembicaraan tersebut, termasuk frekuensi dan waktu percakapan mereka.
"Jika kita berbicara, saya tidak ingin memberitahu Anda tentang pembicaraan itu," kata Trump.
Meskipun begitu, Trump yakin ingin membuat kemajuan untuk menghentikan perang Ukraina-Rusia. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat sedang berkomunikasi dengan kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia, yang terlibat dalam konflik tersebut.
"Kami tengah berbicara dengan kedua belah pihak," katanya.
Meskipun dia telah berjanji untuk mengakhiri perang, Trump belum memberitahu publik bagaimana dia akan melakukannya.
Trump menyatakan dalam wawancara Jumat, (7/2/2025) dengan New York Post bahwa lebih baik dia "tidak mengatakan" berapa kali dia dan Putin berbicara, dan tidak memberi tahu kapan percakapan terakhir mereka terjadi.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, menyatakan bahwa ia tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut, menunjukkan bahwa mungkin ada komunikasi yang tidak diketahuinya.
"Saya pribadi mungkin tidak tahu sesuatu, tidak menyadari sesuatu, karena itu, dalam kasus ini, saya tidak dapat mengonfirmasi atau membantahnya," kata Peskov saat dimintai komentar oleh TASS.
"Banyak komunikasi berbeda yang muncul,” tambahnya.
Dilansir dari Reuters, sejumlah pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Wakil Presiden JD Vance, dan utusan khusus untuk perang Ukraina, akan mengunjungi Eropa dalam beberapa hari mendatang.
Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa Rusia melihat Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai tempat yang cocok untuk mengadakan pertemuan puncak.
Penasihat Keamanan nasional AS, Mike Waltz menyatakan bahwa Trump bersedia membujuk Putin ke perundingan dengan menggunakan sanksi dan tarif. Dia mengatakan bahwa para pejabat AS dan Ukraina akan membahas upaya AS untuk mendapatkan akses ke sumber daya tanah jarang Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan AS kepada sekutu Eropa Timur.
Putin telah memberikan persyaratan untuk segera mengakhiri perang di Ukraina, yaitu Kyiv harus meninggalkan keinginannya untuk bergabung dengan NATO dan menarik pasukan dari seluruh empat wilayah Ukraina yang diklaim dan sebagian besar dikuasai oleh Rusia.
(Rahman Asmardika)