"Dari mana saudara tahu para terdakwa berada di KM45?" tanya Oditur Militer.
"Dari GPS. Waktu di pintu masuk dari pak Ramli dan dari Asosiasi belum datang, kami menunggu di pintu masuk rest area, lalu maksud kami menyamperi mobil tersebut setelah terparkir di depan parkiran Indomaret," paparnya.
"Waktu itu ayah juga bilang Kiki hari ini memvideokan, hari ini takut terjadi apa-apa, Kiki memvideokan, kami juga turun waktu itu memblok mobil Brio supaya tidak kabur di belakang mobil itu," jelas Rizky lagi.
Di parkiran minimarket dan saat bertemu para terdakwa, ayahnya pun sempat memegangi Sertu Akbar dan meminta Sertu Akbar menjatuhkan pistolnya. Tak lama, terdengar suara letusan senjata api sebanyak dua kali.
"Pada saat kapan letusan pertama kali? Saudara saksi mendengar ada perintah apapun dari Sertu Akbar tuk menembak" tanya Oditur Militer.
"Pada saat ayah saya memegang Sertu Akbar itu. Tidak mendengar, saya tiba-tiba saja mendengar letusan saja, dari dalam mobil Brio itu keluar asap, duar (menirukan suara tembakan) gitu kan satu, dua kali duar pas saya lihat lagi, setelah letusan itu saya menunduk," jelas Rizky.
Dia menambahkan, pasca mendengar suara letusan dan didatangi oleh orang dari dalam mobil Sigra, dia pun melarikan diri menjauh dari lokasi kejadian. Baru pasca mobil Sigra dan mobil Brio milik rental pergi dari lokasi, dia berani mendatangi lokasi lagi yang akhirnya dia malah melihat saksi Romli sudah dalam kondisi terkapar dan juga ayahnya.
Rizky pun menangis usai menceritakan peristiwa tersebut. Adapun ketiga terdakwa yang hadir di persidangan pun hanya bisa menundukan kepalanya, begitu pula saat ditatapi oleh kedua anak korban, ketiga terdakwa hanya tertunduk seolah tak berani menatap mata dua anak korban.
(Khafid Mardiyansyah)