Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pasangan Muda Ogah Berumah Tangga, Angka Pernikahan China Merosot ke Tingkat Terendah dalam Sejarah

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 21 Februari 2025 |13:05 WIB
Pasangan Muda Ogah Berumah Tangga, Angka Pernikahan China Merosot ke Tingkat Terendah dalam Sejarah
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

Penekanan pada pendidikan dan kemajuan karier, khususnya bagi perempuan, telah menyebabkan penundaan pernikahan dan kelahiran.

Selain itu, sikap terhadap hubungan dan pernikahan sedang bergeser dengan banyak anak muda di China memandang pernikahan kurang penting untuk kehidupan yang memuaskan, dan hidup bersama tanpa pernikahan formal menjadi lebih dapat diterima secara sosial.

Selain itu ada juga faktor tekanan ekonomi dengan semakin meningkatnya biaya hidup, perumahan, dan pengasuhan anak. Hal-hal ini secara signifikan menghalangi anak muda China untuk menikah.

Di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen, harga perumahan telah melonjak, sehingga semakin sulit bagi pasangan muda untuk membeli rumah—faktor penting dalam keputusan pernikahan.

Lebih jauh lagi, biaya terkait resepsi pernikahan, mahar (praktik tradisional seperti mas kawin), dan tanggung jawab keuangan jangka panjang untuk membesarkan anak-anak, semakin menambah keraguan tersebut.

Ketidakseimbangan gender dan tantangan hubungan: Kebijakan satu anak yang telah lama berlaku di China, yang berlaku dari 1979 hingga 2015, telah berkontribusi terhadap ketidakseimbangan gender yang signifikan.

Jumlah pria lebih banyak daripada wanita di China, yang menciptakan tantangan bagi banyak pria dalam mencari pasangan.

Ketidakseimbangan ini khususnya terlihat di daerah pedesaan, di mana peluang ekonomi terbatas, sehingga semakin sulit bagi pria untuk menarik pasangan.

Selain itu, meningkatnya kemandirian finansial dan pendidikan kaum perempuan telah meningkatkan harapan bagi calon pasangan.

Banyak perempuan lebih suka menikah dengan pria dengan status sosial ekonomi yang sama atau lebih tinggi, yang menyebabkan semakin tidak cocoknya prospek pernikahan.

Keseimbangan kehidupan kerja dan tekanan masyarakat: Budaya kerja yang sangat kompetitif di China menyisakan sedikit ruang untuk kehidupan pribadi, khususnya bagi para profesional perkotaan.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement